Ketersediaan vaksin coronavirus akan bervariasi dari satu negara ke negara lain, sebagian tergantung pada investasi yang dibuat oleh pemerintah nasional atau lembaga seperti Uni Eropa.
Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik Saat Idul Adha, Sekretaris Kemenkomarves Agung Kuswandono Gunakan 'Besek'
Ratusan juta dosis vaksin yang belum disetujui telah dibeli oleh pihak berwenang di negara maju, yang juga mendanai penelitian dan berinvestasi di perusahaan bioteknologi untuk memaksimalkan akses mereka ke stok segera setelah manufaktur dimulai.
Produksi vaksin institut Gamaleya dapat dilakukan di UEA dan Rusia.
“Salah satu hal yang dimiliki Rusia, dan sejumlah negara bekas Soviet, adalah hal-hal seperti fasilitas manufaktur. Mereka tidak diprioritaskan dalam beberapa tahun terakhir, namun demikian, mereka ada,” kata Prof Jones.
Baca Juga: Pasha 'Ungu' Ubah Warna Rambut Jadi Pirang, Mendagri: Sebaiknya Pejabat Negara Beri Contoh
Vaksin mana pun yang berakhir sebagai yang pertama kali disetujui dan diproduksi dalam skala besar, para pengamat senang dengan kecepatan reaksi komunitas ilmiah terhadap pandemi tersebut.
"Anda dapat membayangkan hal-hal terjadi dengan sangat cepat dengan beberapa (vaksin) ini," kata Prof Oxford, seorang profesor virologi emeritus di University of London.
“Anda bisa mengatakan ...‘ Kami mendapat respons kekebalan, mari kita bergerak. ’Saya akan puas memilikinya. Saya sangat senang dan terkesan pada kecepatan di mana segala sesuatu telah bergerak."(Dicky Aditya/Galamedia News).***