Bahan peledak itu, seperti diungkapkan otoritas keamanan Lebanon adalah 2.750 ton amonium nitrat. Penyelidikan juga akan mempertimbangkan apakah ledakan itu terjadi karena kelalaian atau kecelakaan.
Berdasarkan informasi, sejauh ini sudah ada 20 orang yang ditahan karena peristiwa itu. Seorang sumber mengatakan penyelidikan awal menyalahkan kelalaian sebagai faktor tragedi ledakan di Beirut.
Baca Juga: Bapak 'Game' Play Station Ken kutaragi Lahir pada 8 Agustus
Dikutip dari Galamedianews.com, Amerika Serikat mengatakan tidak mengesampingkan bahwa tragedi di Beirut akibat serangan. Sedangkan Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, telah membantah peran apa pun.
Bahkan Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan penyebab tragedi itu tidak jelas. Namun ia membandingkan ledakan itu dengan pemboman tahun 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri.
Sementara itu, Pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, membantah laporan bahwa kelompoknya memiliki senjata yang disimpan di pelabuhan.
Baca Juga: Pariwisata Banyuwangi Kembali Dibuka Di Era New Normal
Dia menyerukan penyelidikan yang adil dan akuntabilitas yang ketat untuk siapa pun yang bertanggung jawab tanpa perlindungan politik.
"Kalaupun ada pesawat menghantam, atau memang disengaja, ternyata (amonium) nitrat ini sudah bertahun-tahun ada di pelabuhan dengan cara seperti ini, artinya sebagian kasus itu mutlak kelalaian dan korupsi," tegasnya.(Lucky M. Lukman/Galamedia News).***