Memanas Hingga Diumumkan Darurat, Gedung-gedungdi Lebanon Dibakar

- 9 Agustus 2020, 16:30 WIB
Unjuk rasa yang terjadi di Lebanon pasca ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut.
Unjuk rasa yang terjadi di Lebanon pasca ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut. /Al Jazeera/

Para pemrotes turun ke jalan dan terlibat kerusuhan serta membakar gedung-gedung sisa ledakan mematikan yang terjadi pada Selasa. Sementara para polisi menembakkan gas air mata, peluru karet dan amunisi yang ditembakkan ke udara.

"Mereka telah mengambil semuanya dari saya, uang saya, masa muda saya dan sekarang mereka membunuh orang-orang saya," kata pengunjuk rasa berusia 26 tahun Sandra Khoury kepada Al Jazeera.

Sebagai tanda solidaritas dengan para pengunjuk rasa, pemadam kebakaran Beirut yang kehilangan sedikitnya 10 anggota menolak meninggalkan pangkalan mereka untuk menyiram pengunjuk rasa dengan air.

Baca Juga: Para Pengunjuk Rasa Mendidih di Jalan-Jalan Beirut: 'Kami membutuhkan keadilan'

Menanggapi sikap para pemadam kebakaran ini, Gubernur Beirut Marwan Aboud menilai seharusnya mereka terus bertugas untuk memadamkan api kebakaran.

Akibat bentrokan tersebut, satu orang petugas dikabarkan tewas. Berdasarkan laporan, petugas tersebut diserang pengunjuk rasa dan jatuh di sebuah hotel di pusat kota Beirut.

Palang Merah Lebanon, sementara itu, mengatakan mereka membawa 63 orang ke rumah sakit dan merawat sekitar 175 orang di tempat kejadian.

Baca Juga: Facebook Menghapus Lusinan Jaringan yang Menyamar Sebagai Pendukung 'Hitam' DonaldTrump

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pemerintah Lebanon mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan tentara.

Para tentara diberi intruksi untuk mengambil tindakan seperti memukul warga sipil bahkan terdapat laporan bahwa tentara juga melempar batu pada warga.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah