RINGTIMES BANYUWANGI - Lebih dari 100 hari aksi mogok makan yang dilakukan oleh seorang tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel telah setuju untuk mengakhiri.
Kelompok pendukung hak-hak tahanan dan pihak keluarganya mengatakan bahwa dia telah menerima jaminan dari otoritas Israel bahwa penahanan tidak akan diperpanjang.
Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari Portal Jember melalui The Guardian, Maher al-Akhras, pria berusia 49 tahun, menolak makan sejak dia ditangkap pada Juli dan dikurung di bawah penahanan administratif.
Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1
Untuk menahan warga Palestina yang dicurigai melakukan pelanggaran keamanan, Israel telah menggunakan tindakan tersebut.
Perintah penahanan yang dapat diperbarui tersebut mendapat kecaman keras dari Palestina dan kelompok pembela hak asasi manusia, yang menuduh kebijakan tersebut melanggar hak untuk proses hukum.
Berita ini sebelumnya telah terbit di Portal Jember dengan judul Usai Mogok Makan Selama Lebih dari 100 Hari, Pria Palestina Ini Dibebaskan dari Tahanan Israel
Qadoura Fares, Kepala Advokasi Klub Tahanan Palestina, mengatakan pada hari Jumat, 6 November 2020, berdasarkan perjanjian, Israel tidak akan memperpanjang perintah penahanan administratif untuk Maher yang berakhir pada 26 November 2020 mendatang.
Baca Juga: Tips Jitu Buat Calathea Berdaun Cantik dan Semakin Rimbun, Perhatikan Pupuknya
Pihak keluarga juga mengatakan bahwa Maher saat ini masih dirawat selama 10 hari di rumah sakit Kaplan, Israel tengah, tempat dia berada sejak 6 September. Setelah itu, dia akan dipindahkan ke rumah sakit Arab di Yerusalem timur selama 10 hari lagi, kemudian dibebaskan dari sana.