NASA Akan Luncurkan Misi AIDA di 2021 : Kerja Keras Kami Untuk Bantu Bumi Hindari Tabrakan Asteroid

5 Desember 2020, 11:00 WIB
Ilustrasi asteroid yang akan menabrak bumi. /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – NASA berencana untuk meluncurkan misi pertama dari Asteroid Impact and Deflection Assessment (AIDA) pada 22 Juli 2021.

Tim ilmuwan sedang mengerjakan dan mengembangkan teknologi yang dapat membantu bumi menghindari asteroid di Latvian Lab dan Universitas Teknik Riga.

Tahun ini instansi tersebut memenangkan kontrak European Space Agency (ESA) untuk mengembangkan pengatur waktu.

Baca Juga: Diprediksi Sukses dalam Kekayaan, 7 Zodiak Igni Berlimpah Rezeki di Masa Mendatang, Cek Punyamu

Alat tersebut akan mempelajari kemungkinan untuk mengarahkan kembali asteroid sebelum terlalu dekat dengan bumi.

Pengatur waktu presisi tinggi yang dibuat di laboratorium Latvia Eventech saat ini digunakan untuk melacak satelit.

NASA berencana untuk meluncurkan bagian pertama dari misi AIDA yang dikenal sebagai Double Asteroid Redirection Test (DART) atau tes pengalihan asteroid ganda, pada 22 Juli 2021 dengan roket Falcon 9 milik Taipan Teknologi Elon Musk Spacex.

Baca Juga: Siap-Siap Sukses Kaya Raya di 2021, 7 Zodiak Ini Berjiwa Kompetitif dan Pantang Menyerah

Alat yang dilengkapi kamera seberat 500 kilogram (1.100 pon) akan terbang ke asteroid bernama Didymos dan menabraknya.

Setelah itu alat tersebut mencoba meledakkannya dari jalurnya saat ini yang akan lewat di dekat Bumi sekitar tahun 2123.

Pengatur waktu Eventech sedang dikembangkan untuk misi lanjutan HERA, yang rencananya akan diluncurkan lima tahun kemudian, untuk menentukan keberhasilan misi pertama.

Baca Juga: Hindari 5 Makanan Ini Jika Tak Ingin Gula Darah Naik, Penderita Diabetes Wajib Tau

"Teknologi baru kami bernama HERA akan mengukur waktu tabrakan pertama dan mengarahkan asteroid Didymos dari jalur sebelumnya, guna menghindari bahaya bagi umat manusia," kata insinyur Eventech Imants Pulkstenis di laboratorium.

"Jauh lebih menarik untuk berani pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi orang untuk memproduksi beberapa elektronik untuk keuntungan besar," tambahnya.

Pengatur waktu Eventech adalah bagian dari teknologi luar angkasa di negara Baltik yang dimulai dari zaman Soviet, satelit buatan manusia pertama yang mengorbit Bumi dan diluncurkan pada tahun 1957.

Baca Juga: 9 Kebiasaan Ini Wajib Dilakukan Penderita Diabetes, Bantu Cegah Gula Darah Naik

Perangkat Eventech dapat merekam pengukuran ke dalam picosecond, atau satu triliun detik, yang memungkinkan para astronom mengubah ukuran waktu menjadi pengukuran jarak dengan presisi hingga dua milimeter.

Sekitar 10 pengatur waktu diproduksi setiap tahun dan digunakan di observatorium di seluruh dunia.

Mereka melacak atmosfer Bumi yang semakin padat, dipenuhi dengan satelit pribadi baru di samping satelit ilmiah dan militer.

Baca Juga: Neptu dan Weton yang Pantang Menikah Menurut Primbon Jawa, Berikut Ini Solusinya

Meskipun Latvia baru menjadi anggota penuh ESA pada 2016, para insinyurnya telah melacak satelit sejak era Soviet. Universitas Latvia bahkan memiliki stasiun pengukur laser satelit sendiri di hutan di selatan Riga.

Insinyur Eventech mengatakan mereka menggunakan bagian analog sebanyak mungkin, terutama karena microchip membutuhkan nanodetik untuk menghitung sinyal.

Sementara pengatur waktu ini digunakan untuk kalkulasi di Bumi, peralatan berbeda untuk misi luar angkasa sedang dikembangkan di sudut lain dari lab yang sama untuk melacak objek planet dari wahana antariksa yang bergerak.

Baca Juga: Neptu dan Weton yang Pantang Menikah Menurut Primbon Jawa, Berikut Ini Solusinya

Mengembangkan perangkat untuk luar angkasa akan menjadi tugas yang kompleks, tetapi salah satu insinyur Eventech menyukainya.*** 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: gadgets.ndtv.com

Tags

Terkini

Terpopuler