Keutamaan Wudhu, Salah Satunya Menjadi Cahaya

28 Juli 2020, 09:50 WIB
SISWA berwudhu di masjid di dalam pondok pesantren Daarul Ikhlas, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Selasa, 16 Juli 2019. Pesantren akhirnya teraliri air setelah sempat megalami kekeringan akibat kemarau.*/TOMMI ANDRYANDY/PR /

RINGTIMES BANYUWANGI - Wudhu' sering dianggap sebagai sebuah ibadah remeh, sebab ia merupaka sebuah ibadah yang disertakan sebelum ibadah lain dilakukan. Misalnya saja, sebelum melakukan salat, umat Islam diwajibkan untuk berwudhu', atau seorang muslim tidak diperkenankan menyentuh mushaf alquran sebelum melakukan wudhu'.

Tidakkah disadari bahwa syarat tersebut dikenakan karena pentingnya berwudhu'?

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, berikut adalah keutamaan yang didapat setelah berwudhu'.

Baca Juga: Pebedaan Hukum Islam dalam Pelaksanaan Ibadah

1. Wudhu sebelum tidur mendapat doa malaikat

Disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah, didoakan dan dimintakan ampunan Allah SWT oleh malaikat. Sedangkan doa malaikat termasuk doa yang mustajab.  

مَنْ بَاتَ طَاهِرًا فِي شِعَارٍ طَاهِرٍ بَاتَ مَعَهُ مَلَكٌ فِي شِعَارِهِ فَلَا يَسْتَيْقِظُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا  

Artinya, “Siapa saja yang bermalam dengan keadaan suci dalam syiar yang suci, maka satu malaikat bermalam bersamanya dalam syiar tersebut. Dan tidaklah dia terbangun satu saat pun di waktu malam kecuali malaikat tadi berdoa: Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, fulan. Sebab, ia tidur dalam keadan suci” (HR. Ibnu Hibban).  

2. Diangkat derajatnya oleh Allah SWT

Dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa wudhu dapat mengangkat derajat seseorang. Dengan catatan, wudhu tersebut ditunaikan dengan sempurna. Pernah suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat:  

أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ تَعَالَى بِهِ الْخَطَايَا وَتُرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتُ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ، وَالصَّبْرُ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ.  

Artinya, “Maukah kalian aku tunjukkan kepada kalian atas apa yang membuat Allah menghapus kesalahan dan mengangkat derajat?” Para sahabat menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Menyempurnakan wudhu di pagi hari yang dingin, bersabar menghadapi perkara yang tidak disenangi, memperbanyak langkah ke masjid, dan menanti shalat setelah shalat. Itulah ribath,” (HR. Muslim). Maksud ribath di sini adalah benteng dari musuh.

Baca Juga: Festival Fim Pendek Empat Pilar Bakal Digelar, MPR RI Berharap Ada Dampak kepada Penonton

3. Bekas wudhu' akan menjadi cahaya di hari kiamat

Pernah pada suatu ketika, Nu‘aim ibn ‘Abdullah mendapati Abu Hurairah sedang berwudhu di belakang masjid. Terlihat ia mengangkat kedua lengan atasnya. Kemudian, Abu Hurairah menghadap kepada Nu‘aim dan mengatakan bahwa dirinya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  

إِنَّ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ هِيَ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ.  

Artinya: Sesungguhnya umatku pada hari Kiamat adalah al-ghurr dan al-muhajjalun karena bekas wudhu. Siapa saja yang mampu memanjangkan ghurr-nya maka lakukanlah! (HR. Ahmad).  

Para ahli bahasa mengatakan, pada asalnya yang dimaksud ghurr adalah warna putih yang ada pada kening kuda. Sedangkan muhajjal adalah warna putih yang ada pada kedua tangan dan kakinya. Sehingga cahaya yang terlihat pada bekas wudhu pada hari Kiamat disebut dengan ghurr dan muhajjal. Artinya, cahaya itu diserupakan dengan warna putih pada kuda. Sebab, bagian kening, tangan, dan kaki yang biasa dibasuh saat wudhu. Wallahu a’lam.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler