Kubu Moeldoko Desak AHY dan SBY Minta Maaf, Ferdinand Hutahaean: Saya Sependapat

4 April 2021, 08:56 WIB
Ferdinand Hutahaean tanggapi kubu Moeldoko yang desak Agus Hartimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) minta maaf ke Presiden Jokowi /twitter/com/FerdinandHaean3/

RINGTIMES BANYUWANGI – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapan terkait upaya kubu Moeldoko yang desak Agus Hartimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk minta maaf.

Desakan pemintaan maaf ini ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dugaan kubu AHY yang melibatkan pemerintah dalam polemik internal Partai Demokrat.

Pasalnya, Moeldoko saat ini masih aktif menjabat sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) di istana dibawah naungan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Karena jabatan Moeldoko inilah yang disinyalir kubu AHY menarik Presiden Jokowi ke dalam kudeta Partai Demokrat.

Sebelumnya, Moeldoko bersama kelompoknya melakukan sebuah gerakan dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

KLB ini merupakan gerakan untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat atas AHY secara paksa.

Baca Juga: Melawan Terorisme Diserukan Hanya Sesaat, Teddy Gusnaidi: Setelah Itu Melempem Lagi

Baca Juga: Alasan Tembak Mati Teroris Dipertanyakan, Ferdinand Hutahaean Sebut Refly Harun dan Haris Pamer Kebodohan

Dari KLB tersebut, diperoleh hasil keputusan bahwa Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat oleh kubunya.

Meski demikian, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) secara resmi mengumumkan bahwa pihaknya menolak hasil kepengurusan Partai Demokrat versi KLB.

Kabar penolakan ini disampaikan secara virtual oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly.

Baca Juga: Kubu Moeldoko Gugat Kemenkumham ke Pengadilan, Gus Umar: Jeruk Minum Jeruk!

Baca Juga: Amien Rais Bandingkan Rezim Jokowi dengan Orde Baru, Sebut Soeharto Masih Punya Etika

"Pemerintah menyatakan bahwa permohonan pengesahan hasil Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara 5 Maret 2021 ditolak," kata Yasonna Laoly melalui jumpa pers secara virtual di Jakarta, pada Rabu, 31 Maret 2021.

Penolakan ini lantaran beberapa berkas atau dokumen pengesahan yang belum terlengkapi oleh kubu Moeldoko.

Hal inilah yang membuat kubu Moeldoko mendesak AHY dan SBY untuk meminta maaf kepada Presiden Jokowi usai ditolaknya pengesahan kepengurusan Partai Demokrat versi KLB.

Baca Juga: Moeldoko Minta Ini ke SBY, Ossy Dermawan: Kurang Ajar dan Minim Intelektualitas!

Baca Juga: Razman Arif Nasution Mundur dari Kubu Moeldoko, Ada Kejanggalan di KLB Demokrat?

Hal itu pun ditanggapi oleh Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3, pada Sabtu, 3 April 2021.

Ferdinand Hutahaean pun mengatakan bahwa dirinya menjadi pihak yang setuju atas desakan tersebut.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari berita Depok.Pikiran-Rakyat.com berjudul AHY dan SBY Didesak Minta Maaf ke Jokowi Usai KLB Ditolak, Ferdinand: Sekarang Minta Maaf Adalah Bijak

Baca Juga: Menang Melawan Kubu Moeldoko, Pendiri Partai Demokrat: Terima Kasih Ketum

Baca Juga: Hasil Survei Pasangan Pilpres 2024, Ada Gatot Nurmantyo dan Habib Rizieq Shihab?

"Sy sependapat dan sebaiknya mmg minta maaf atas tuduhan tendensius yg pernah terucap kpd pemerintah," kata Ferdinand Hutahaean.

Menurut Ferdinand, dulu saat AHY konferensi pers dan mengirimkan surat ke Presiden Jokowi, tuduhan itu ia katakan tak perlu untuk ditanggapi.

"Ketika dulu pressconf dan mengirimkan surat ke Presiden, sy katakan tuduhan itu tendensius dan Presiden tak perlu tanggapi. Skrg minta maaf adlh bijak," kata Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Komentari Hasil Survei Kepuasan Kinerja Presiden Jokowi, Said Didu: Maju Apanya?

Baca Juga: Saran Rachland Nashidik ke Moeldoko: Baiknya Mundur dari KSP bila Gugat Menkumham

Diketahui, pihak AHY sempat mengirimkan surat ke Presiden Jokowi terkait kudeta Demokrat yang disinyalir ada orang dilingkaran Presiden Jokowi yang ingin mengkudeta Partai Demokrat.

Hal itu, yakni Moeldoko dan kubunya menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Sumatra Utara, dengan menghasilkan keputusan yakni Moeldoko terpilih sebagai Ketua umum.

AHY pun sempat meminta agar pihak pemerintah tidak mengesahkan KLB kubu Moeldoko tersebut.***(Erta Darwati/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler