Angka Penularan Diklaim Turun, PSBB Jawa Barat Tak Akan Diperpanjang

13 Mei 2020, 19:43 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Saat ini Virus Corona masih melanda di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com di Indonesia sendiri, Virus Corona pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, 2 Maret 2020.

Sejak pengumuman adanya kasus pertama dan kedua oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, jumlah kasus positif Virus Corona di tanah air terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Dalam Musibah Corona, Zakat Merupakan Solusi Stabilitas Ekonomi

Sejumlah kebijakan pun telah ditempuh oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk menekan laju pertumbuhan virus yang diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok ini.

Adapun sejumlah kebijakan yang telah ditempuh yakni mulai dari social distancing, tes massal hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Terbaru, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana tidak akan memperpanjang PSBB di wilayahnya.

Baca Juga: Di Orbit yang Sama Ditemukan Kembaran Bumi? Yuk Simak Penjelasannya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Pemprov Tak Akan Perpanjang PSBB Jawa Barat, WHO Ingatkan Potensi Gelombang Kedua Virus Corona

Hal itu dikatakan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum pada Selasa, 12 Mei 2020.

Adapun alasan tidak diperpanjangnya PSBB Jawa Barat lantaran kebijakan tersebut dinilai berhasil.

"Terjadi penurunan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Barat selama diterapkan PSBB. Ini menandakan penerapan PSBB di Jabar cukup berhasil," ujarnya.

Baca Juga: Selama 2 Bulan Terdampar di Lautan, Empat Pekerja Kapal Pesiar Akhiri Hidupnya

Senada juga dikatakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, melalui akun resmi instagram mantan Wali Kota Bandung ini mengatakan sebanyak 63 persen wilayah Jawa Barat terpantau tidak ada pergerakan Virus Corona usai dilakukan tes masif melalui PCR.

“Setelah total 120 ribu tes masif kepada warga Jawa Barat melalui PCR dan rapid test di 9 lab, terdapat 63 persen wilayah Jawa Barat terpantau tidak ada pergerakan covid-19,” tulisnya.

“Jika sampai akhir PSBB Jawa Barat data ini konsisten dan tidak diganggu pemudik yang OTG, maka ada potensi 63 persen wilayah Jawa Barat, menunggu kajian dan evaluasi, bisa kembali berkegiatan sosial ekonomi pendidikan dan ibadah dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan atau cara baru atau the new normal,” katanya.

Baca Juga: 5 Tumbuhan Yang Bisa Menurunkan Demam

Peringatan dari WHO

Sementara itu, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan negara dunia yang melonggarkan atau mencabut kebijakan lockdown berpotensi dilanda gelombang kedua Virus Corona.

"Di Wuhan, Tiongkok, kasus pertama muncul sejak status lockdown ditiadakan. Jerman melaporkan peningkatan kasus sejak adanya pelonggaran pembatasan," ujarnya seperti dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters.

Baca Juga: Akibat Cuaca Buruk, Seekor Anak Paus Tewas Terdampar di Pantai Banten

“Kami membutuhkan setiap negara untuk menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat agar setidaknya memiliki kesempatan untuk menghindari gelombang kedua yang lebih besar nanti." tuturnya.

Beberapa waktu sebelumnya WHO juga telah menjelaskan penelitian vaksin Virus Corona masih membutuhkan waktu mulai dari 10 hingga 12 bulan ke depan. (penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Dimulai Bulan Juli, Namun Siapa yang Bisa Prediksi Covid-19?

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler