Selandia Baru Nyatakan Siap Hadapi Gelombang Baru Pandemi Covid-19

15 Juli 2020, 18:25 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Adern menyebutkan frustasi karena gaji bulanannya masih di bayar penuh /AFP


RINGTIMES BANYUWANGI - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern umumkan akan bersiap pada gelombang kedua pandemi Covid-19 pada Rabu, 15 Juli 2020 tepatnya hari ini

Penyebaran pandemi masih menyebar secara global tidak menutup kemungkinan melanjutkan strategi eliminasi jika transmisi komunitas ditemukan,telah diungkap oleh Jacinda Ardern

Dalam kesempatan tersebut, Ardern mengatakan pandemi saat ini sedang 'meledak' di luar Selandia Baru.

Baca Juga: Inilah Penyebab Banjir Bandang Terbesar Sungai Masamba di Luwu Utara

Sedangkan negara-negara yang telah menjadi contoh dalam memerangi Covid-19 kini telah mengalami wabah gelombang kedua di komunitasnya.

Dikabarkan Channel News Asia, pemerintah merilis kerangka kerja baru tentang bagaimana melawan virus jika terjadi kasus baru, dengan eliminasi masih merupakan strategi utama.

"Tidak ada sistem yang 100 persen terbukti dan di seluruh dunia kami melihat bahkan langkah-langkah paling keras sedang diuji oleh virus," kata Jacinfa Arden.

Masyarakat di pasifik selatan terakhir melaporkan kasus penularan di komunitas pada 2 bulan yang lalu.

Artikel ini sebelumya telah terbit di pikiran rakyat dengan judul Sempat Dipuji, Kini Selandia Baru Kembali Bersiap Hadapi Gelombang Baru Pandemi Covid-19

Saat ini mereka telah melaporkan sebanyak 22 kematian dari hampir 1.200 kasus yang dikonfirmasi pada Rabu, 15 Juli 2020.

Selandia Baru telah berjanji untuk mengihlangkan wabah, yang berarti menghentikan penularan selama dua minggu setelah kasus terakhir yang diketahui telah diselesaikan.

"Prioritas kami adalah untuk mengendalikan setiap kasus dengan langkah-langkah yang paling tidak mengganggu dan atas area terkecil yang kami bisa," tuturnya.

Baca Juga: Jadikan Virus Corona dan Ayat Alquran Bahan Lelucon, Blogger Tunisia Dihukum Enam Bulan Penjara

Rencana tersebut termasuk melanjutkan untuk memastikan perbatasan dan fasilitas isolasi terkelola dengan seketat mungkin.

Para pekerja di perbatasan memakai APD yang sesuai, diuji secara berkala dan sistem untuk mengelola pengungsi yang baru kembali.

Rencana 'The Stamp it out' juga mencakup tiga skenario yang akan menentukan tingkat keparahan penguncian, dan permohonan bagi orang untuk menggunakan aplikasi pelacakan kontak yang disetujui dan buku harian digital.

Baca Juga: LIRIK LAGU : Lirik Lagu ‘Mengapa cinta #TerlanjurMencinta’ oleh Ziva Mognolya

"Dalam istilah praktis itu berarti melakukan segala yang mungkin untuk menghindari seluruh negara kembali ke tingkat siaga tiga atau empat sebagai langkah terakhir," katanya.

Para pejabat di negara bagian New South Wales yang terpadat di Australia mengatakan penghapusan tidak lagi mungkin terjadi di sana karena wabah baru setelah pelonggaran terhadap pembatasan kuncian.

Dikabarkan Ringtimes Banyuwangi dari Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, Selandia Baru bahkan mengumumkan mereka tidak memiliki lagi sama sekali kasus pasien positif corona maupun suspect per Senin 8 Juni 2020.

Baca Juga: Terungkap! Inilah Isi Rekaman CCTV di Lokasi Pembunuhan Editor Metro TV

Situasi yang lebih kondusif dan terkendali ini mereka dapatkan lewat kebijakan tegas seperti lockdown dan pengetesan massal kepada seluruh warganya.

Kemudian, Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark mendapat kecaman usai dianggap tidak serius dalam menangani pandemi Covid-19, di mana fasilitas karantina negara setempat yang juga terpapar.

Ia dikecam usai melanggar aturan penguncian wilayah, di mana ia beserta keluarganya melakukan perjalanan ke pantai dan bersepeda ke gunung.

Baca Juga: LIRIK LAGU : Lirik Lagu ‘Mengapa cinta #TerlanjurMencinta’ oleh Ziva Mognolya

Oleh karena itu, David Clark mengundurkan diri pada Kamis, 2 Juli 2020.

Namun, Perdana Menteri Jacinda Ardern menolak untuk memecat Clark karena ia dianggap telah berupaya untuk menangani virus corona.

Ardern pun hanya setuju dengan apa yang Clark putuskan, bahkan ia telah menyatakan bahwa Selandia Baru bebas virus corona awal Juni kemarin.

Baca Juga: Anda Selalu Murung? Kenali Gejala Depresi Sejak Dini

Namun, Ardern memastikan hampir pasti akan ada kasus baru setelah pembatasan sosial resmi dicabut.***( Rahmi Nurfajriani/pikiran-rakyat)

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler