Mohammad Idris membenarkan bahwa selama PSBB justru terjadi peningkatan kasus konfirmasi rata-rata 8-9 orang per hari dibandingkan sebelum PSBB yang hanya rata-rata 6-7 orang per hari.
Baca Juga: Diabetes? Simak Ulasan Mengenai 5 Makanan yang Layak Kamu Konsumsi
Peningkatan kasus konfirmasi terjadi karena telah dilaksanakan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan Swab PCR, serta terdapat penambahan kasus konfirmasi dari PDP yang hasil Swab PCR-nya positif.
Namun untuk penambahan rata-rata jumlah OTG, ODP dan PDP per hari lebih sedikit selama PSBB dibandingkan dengan sebelum PSBB.
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono menyebut saat ini memang belum ada satu daerah yang benar-benar efektif menekan penularan kasus COVID-19 melalui metode PSBB.
Baca Juga: Inilah Pernyataan Ashanty Mengenai Surat Wasiat dari Pengasuh Arsy
Dengan begitu, pemerintah daerah seolah bekerja tanpa panduan yang jelas, sepintas hanya meraba-raba. Sehingga pelaksanaan PSBB di periode pertama tak ubahnya trail error.