Anggia juga merancang baju ruangan untuk dokter dan perawat, berupa baju setelan yang menjadi busana dasar (dikenakan paling dalam) dari pelindung diri.
Baju ini memiliki Siluet H dan I, berlengan pendek pada umumnya, serta terdiri dari celana panjang dengan pinggang bertali serut.
Baca Juga: Mengaku Pendeta dan Memberi Hadiah, Pria Ini Perkosaan 14 Bocah
Materialnya tidak mudah sobek dan tebal, seperti katun tebal. Pembuatannya menggunakan teknik minimal sewing, dan bersifat tidak steril serta dapat dipakai berulang (reusable).
Masker
Lulusan Universitas Padjadjaran Angkatan 1999 ini menuturkan, selain APD, ia juga berinisiatif membuat masker kain yang digunakan untuk praktik.
Masker kain non bedah itu digunakan untuk melindungi membran mukosa hidung dan mulut terhadap droplet atau aerosol.
Baca Juga: Dua Negara ini Bebas dari Kasus Covid-19 Baru Berkat Perketat Lockdown
"Masker yang diproduksi berbahan dasar katun 100%, ada yang dilapisi oleh waterproof material dan antirepellent.
Sehingga masker yang dibuat ada yang one layer, two layers, dan three layers. Masker dibuat sesuai kebutuhan, ada yang dengan earloops dan ada yang dibuat untuk pengguna hijab," kata Anggia.