Pengamat Politik Sebut Ahok dan Pilkada Jadi Bom Waktu di Tengah Pandemi

- 27 September 2020, 21:30 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. /pikiran-rakyat

Menurut M Qodari, seorang pekerja publik seharusnya memiliki hasil kerja dan komunikasi yang sama-sama baik.

Baca Juga: Lama Tak Ada Kabar, Lucinta Luna Dituntut 3 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Yakin Dia Tak Bersalah

"Karena pekerjaan bagus kalau komunikasi buruk itu rusak contohnya siapa, Ahok sendiri karena itu kesimpulan saya Ahok itu cuma tepat di perusahaan swasta. Gak cocok di jabatan publik atau yang berhadapan dengan publik," ujarnya.

Ia pun sempat kaget saat Ahok ditunjuk sebagai komisaris utama di PT Pertamina (Persero).

Untuk menanggulangi efek buruk setelahnya, M Qodari kemudian memberikan berbagai saran untuk Ahok.

Salah satunya meminta agar Ahok memakai juru bicara (jubir) jika ingin menyampaikan sesuatu ke hadapan publik.

"Dia tiba-tiba ditunjuk sebagai komisaris utama di Pertamina dan pada saat itu juga saya inget bicara ke media, saya katakan Pak Ahok tolong jangan ngomong langsung ke media, bapak kerja dan tunjuk jubir yang berinteraksi dengan media karena saya takut beliau komunikasinya itu katakanlah bombastis dan kontroversial," ujarnya.

Baca Juga: Pengendalian Hama Perusak Tanaman Hias Daun Aglaonema, Caladium Hingga Janda Bolong

Tampaknya saran tersebut tak diikuti sehingga belakangan Ahok pun mendapat sorotan publik terkait kerugian di PT Pertamina (Persero).

"Kayaknya saran ini gak diikutin makanya belakangan ini ada beberapa pernyataan ya termasuk yang kemarin itu akhirnya menimbulkan kontroversi lagi karena beliau mengatakan 'kalau ada saya Pertamina gak akan rugi'," jelasnya.

Halaman:

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x