Ia menegaskan, penguatan sistem mitigasi gempa dan peringatan dini tsunami sangat penting. Pasalnya, potensi gempa dan tsunami di Indonesia tidak hanya meliputi wilayah tertentu seperti pantai selatan Jawa saja.
Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian
Menurut Dwikorita, wilayah Indonesia rawan mengalami gempa dan tsunami dengan tinggi gelombang bervariasi.
Hal itu berpotensi terjadi di kawasan pantai yang menghadap Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan pantai yang berdekatan dengan patahan aktif yang berada di laut (busur belakang) ataupun membentang sampai ke laut.
Menurut penelitian terkini ITB berdasarkan analisis data-data kegempaan dan pemodelan tsunami, diungkapkan mengenai kenario terburuk.
Asumsinya terjadi gempa secara bersamaan di dua segmen megathrust yang ada di selatan Jawa bagian barat dan bagian timur.
Baca Juga: Celaka bagi Orang yang Berselingkuh Menurut Hukum Islam Beserta Dalilnya
Kemudian tsunami dengan tinggi gelombang maksimum 20 meter bisa terjadi di salah satu area di selatan Banten dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.
Mekanisme kejadian tsunami tersebut didasarkan pada pemodelan serupa dengan kejadian tsunami Aceh pada 2004, tsunami akibat gempa bumi dengan magnitudo 9,1 yang mencapai pantai dalam waktu kurang dari 20 menit.
Berdasarkan pemodelan itu, lahan di pantai yang berada pada ketinggian lebih dari 20 meter relatif lebih aman dari ancaman bahaya tsunami.