BMKG Berikan Saran bagi Masyarakat Terkait Potensi Tsunami di Selatan Jawa

- 6 Oktober 2020, 19:30 WIB
Ilustrasi.Terancam akan kena tsunami 20 meter, daerah Pantai Cipatujah di Tasikmalaya malah memiliki alat peringatan dini dalam kondisi rusak
Ilustrasi.Terancam akan kena tsunami 20 meter, daerah Pantai Cipatujah di Tasikmalaya malah memiliki alat peringatan dini dalam kondisi rusak /Retno Nur Hidayati/PR

RINGTIMES BANYUWANGI - Guru Besar Seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Sri Widiyantoro baru-baru ini sempat menyatakan potensi tsunami yang melanda Pulau Jawa.

Diduga tsunami bisa mencapai ketinggian 20 meter di wilayah pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Tentunya hal itu membuat heboh banyak masyarakat, khususnya bagi sejumlah orang yang tinggal di wilayah rawan tsunami.

Akan tetapi menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, mengimbau supaya seluruh masyarakat tak udah panik dalam menghadapi prediksi tersebut.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul Saran BMKG Soal Potensi Tsunami Selatan Jawa: Panjat Pohon, Hutan Pantai, hingga Dengar Sirine

Baca Juga: Ini Dia Top Go-To Merchant Baru ShopeePay Baca Juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Pengesahan UU Cipta Kerja Omnibus Law, Begini Ungkapnyayang Bermanfaat untuk Kamu!

Pernyataan itu dia ungkap pula dalam akun Youtube DMII Official yang diunggah pada Selasa 6 Oktober 2020 seperti dikutip oleh rintimesbanyuwangi.com dari Pikiran-Rakyat.com.

"Informasi dari kajian ITB itu tentu harus kita respon, bijak dalam merespon sebagai sebuah tantangan untuk melakukan upaya mitigasi, untuk menyiapkan jika potensi itu benar terjadi," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kajian dari Prof. Sri Widiyantoro perlu disambut dengan upaya mitigasi yang tepat.

"Masyarakat tidak perlu baper (bawa perasaan, red), tidak perlu cemas, panik, kaget tetapi ayo kita sambut kajian temen-temen ini bagaimana cara menyikapinya ke depan," tambahnya.

Baca Juga: Siapkan Dokumen Ini untuk Pindah Kewarganegaraan, Cek Syarat Pindah dari WNI Jadi WNA

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menyediakan sederet upaya dalam menyediakan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami.

"Jadi ya respon mitigasi itu sebenarnya ya harus kita sambut bukan kaget dan panik. Sekarang BMKG sudah maju di tim monitoring cepat diamati, diproses, berpotensi gempa atau tidak," ujar Daryono.

Bahkan dalam waktu lima menit, BMKG mampu menggambarkan modeling gempa yang dapat berpotensi tsunami di laut selatan pulau jawa.

"Kita mampu lima menit menggambarkan modeling gempa tsunami dari gempa besar yang dianalisis dengan sistem processing," tambah Daryono.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Pengesahan UU Cipta Kerja Omnibus Law, Begini Ungkapnya

Tak hanya itu, Daryono mengatakan bahwa BMKG menyiapkan sistem peringatan dini tsunami yang berbasis dampak.

"Kini BMKG udah melangkah lebih maju akan memberikan informasi landaan tsunami. Jadi kecamatan mana yang akan terlanda itu akan ada infonya semua karena kita akan membangun model database seperti ini," ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya mitigasiBMKG telah menyediakan multi moda diseminasi atau sistem yang dapat memberikan informasi secara otomatis kepada masyarakat.

Beberapa di antaranya yakni SMS registrasi nomor ponsel, WRS (Warning receiver system), WhatsApps, Telegram, social media, televisi, radio, dan website.

Baca Juga: Demokrat Walk Out! Rapat Paripurna Pengesahan UU Omnibus Law Sempat Berjalan Pelik

Adapula sirine tsunami di 13 lokasi selatan Jawa yang sebelumnya telah disediakan jika kajian ITB tersebut terbukti benar.

Namun Daryono mengingatkan agar pemerintah daerah turut mengembangkan dana untuk menambah sirine tsunami sebagai perluasan dari sirine utama BMKG tersebut.

Ia pun menegaskan bahwa sirine bukan sebuah peringatan dini adanya tsunami namun perintah untuk segera melakukan evakuasi.

"Sirine itu sebenarnya bukan peringatan dini tapi perintah untuk evakuasi," ujarnya.

Baca Juga: Aksi Pencinta K-Pop Banjiri Trending Twitter Menolak Omnibus Law, K-Popers : Indonesia Darurat!

Merawat hutan pantai agar pohon-pohonnya mampu tumbuh tinggi pun dapat melindungi bangunan dari terpaan tsunami.

"Ini adalah kawasan rawan tsunami pada saat itu, sehingga rumah yang di belakangnya tidak ada pohon tinggal pondasinya saja," tambahnya.

Meski BMKG telah menyediakan berbagai langkah, cara selamat saat tsunami sudah dekat pun cukup penting diperhatikan oleh diri sendiri.

Cara selamat tersebut yakni memanjat tower atau menara air, memanjat rumah, dan memanjat pohon.

Baca Juga: Trending Twitter! Netizen Banjiri Trending Topic Bentuk Penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja

"Bisa selamat hanya karena dia memahami cara selamat saat itu kala tsunami sudah dekat. Ini adalah sebuah keterampilan yang harus dilatih," ujarnya.***(Farida Al-Qodariah/Pikiran Rakyat)

 

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x