Intip Tradisi dan Ritual Rebo Wekasan di Berbagai Daerah di Nusantara

- 13 Oktober 2020, 19:45 WIB
Ilustrasi ritual dan tradisi rebo wekasan di daerah Nusantara
Ilustrasi ritual dan tradisi rebo wekasan di daerah Nusantara /PIXABAY.COM/.*/PIXABAY

RINGTIMES BANYUWANGI - Istilah rebo wekasan menjadi istilah yang cukup dicari dalam waktu dekat ini. Hal ini disebabkan karena rebo wekasan memiliki makan hari terakhir di bulan safar yang dipercaya bulan pembawa sial.

Kepercayaan ini menyebar luas diberbagai daerah di pulau jawa terutama bagi masyarakat jawa.

menurut kepercayaan masyarakat jawa perayaan ini dilakukan atas suatu bentuk keprihatinan dari keyakinan bahwa Allah telah menurunkan 320 ribu bencana pada hari Rabu terakhir pada bulan safar.

Memperingati rebo wekasan tersebut, sejumlah masyarakat di berbagai daerah melakukan beragam ritual, dilansir oleh ringtimesbanywuangi.com dari infotegal.com berikut merupakan daerah yang melakukan ritual rebo wekasan.

Baca Juga: Ini Dia Top Go-To Merchant Baru ShopeePay yang Bermanfaat untuk Kamu!

1. Tegal

Tradisi masyarakat Tegal di Gunung Tanjung Lebaksiu Kab. Tegal, para warga berbondong-bondong membawa nasi onggal-anggil atau nasi kuning menuju makan Mbah Panggung yang berada di atas bukit.

Di tempat tersebut digelar pagelaran wayang kulit yang diiringi gending-gending Jawa.

2. Cirebon

Tradisi sarapan Cirebon yakni ngapem, ngirap dan rebo wekasan. Pada rebo wekasan ritual ini biasanya terlihat ketika segerombolan anak-anak kecil berkopyah dengan sarung yang dikalungkan ke badannya, berkeliling dari rumah ke rumah masyarakat sambil bersenandung nyanyian khas untuk memperingati rebo wekasan.

3. Plered

Di Wonokromo Plered, ritual rebo wekasan merupakan ritual rutin bagi masyarakat Yogyakarta yang dilakukan di lapangan desa Wonokromo Plered Bantul, Yogyakarta.

Baca Juga: Mengejutkan, Acara ILC di TVOne Tiba-tiba Malam Ini Ditiadakan

Latar belakang upacara ini adalah pertemuan Sri Sultan Hamengkubuwon I dengan Kiai Faqih Utsman yakni seorang ulama yang menjadi penasehat Raja dan tabib. Tempat pertemuan di tempuran Kali Opak dan Kali Gajah Wong.

4. Bantul

Tradisi ini diyakini sebagai ungkapan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Puncak acara adalah kirab lemper (makanan khas dari beras ketan) ukuran raksasa setinggi 2, meter dan berdiameter 45 cm dari masjid desa Wonokromo menuju balai Desa Wonokromo.

Pelaksanaannya dilakukan dengan kirab dari Kraton Yogyakarta, disusul lemper raksasa dan kelompok kesenian rakyat seperti sholawatan, kubrosiswo, rodat dan sebagainya.

Nantinya, lemper tersebut akan dibagi-bagikan kepada masyarakat, dan dipercaya jika membawa pulang akan mendapatkan berkah.

Baca Juga: Sudah Poligami 20 Tahun, Nita Thalia Putuskan Gugat Cerai Suami

5. Gresik

Di Gresik diadakan acara selamatan dan pengajian umum serta ajang silahturahmi antar masyarakat.

6. Jember

Warga desa Wringin Wringin Agung Jombang, Jember Jawa Timur, pada hari Rabu terakhir bulan Shafar, masyarakat antri di sebuah gentong untuk mengambil air, yang diberi piring bertuliskan rajah Arab.

Berbagai jenis ritual tersebut termasuk bagian dari budaya Nusantara yang lebih baik tetap dijaga kelestarianya. Terlepas dari mitos hari pembawa sial, semua itu kempali pada keyakinan dan kepercayaan masing-masing.

Alangkah lebih baik jika diambil yang bermanfaat dan dibuang yang sekiranya mendatangkan kerugian.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah