RINGTIMES BANYUWANGI - Nasib mantan Panglima TNI sekaligus petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo kini tinggal kenangan menurut penilaian Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.
Hal itu lantaran salah satu petinggi KAMI tersebut, Gatot Nurmantyo tidak mendapatkan ruang gerak bebas dari pemerintah dan gerak-geriknya selalu diawasi.
Menurut Ujang, akhir-akhir ini Gatot Nurmantyo pun tidak diperkenankan bertemu koleganya yang tergabung dalam KAMI yang ditahan oleh Bareskrim Polri.
Baca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale
Dia juga menyebut bahwa Gatot Nurmantyo terus dimata-matai dan menyebut pemerintah takut akan gerakan KAMI.
"Sepertinya begitu, Gatot Nurmantyo terus di ikuti, dimata-matai, tak diberi ruang gerak, dan digembok. Karena bisa saja pemerintah takut pada gerakkan Gatot dengan KAMI-nya," kata Ujang seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com kepada RRI.co.id, Senin, 19 Oktober 2020.
Ujang juga menambahkan, mengunci secara politik hingga mati merupakan cara untuk menaklukan Gatot Nurmantyo.
Baca Juga: Tersangka Kasus KTP-El, Mantan Direktur Utama PNRI Kini Dipanggil KPK
“Dikunci hingga mati secara politik adalah salah satu cara untuk menaklukkan Gatot Nurmantyo," tambahnya.