Peramal: India Akan Kembali Dilanda Tsunami Covid 19 di Oktober 2021

20 Agustus 2021, 16:23 WIB
Sejumlah peneliti dan peramal memprediksikan India akan kembali dilanda tsunami Covid 19 terbesar yang memuncak di Oktober 2021 /REUTERS/Danish Siddiqui

RINGTIMES BANYUWANGI - Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan adanya seorang peramal yang mengungkapkan bahwa India akan kembali dilanda tsunami Covid 19 yang memuncak di Oktober 2021 mendatang.

Dilansir dari Business Standard pada Jumat, 20 Agustus 2021, India kemungkinan akan melihat dan mengalami peningkatan kasus infeksi Covid 19 yang berkembang menjadi virus varian baru.

Menurut para pakar dan peneliti, tsunami Covid 19 yang akan kembali terjadi di India memuncak pada Oktober tahun ini.

Baca Juga: WHO Prediksi Kasus Covid-19 di Dunia Melewati 300 Juta Kasus pada Awal Tahun 2022

Meski demikian, mereka pun memprediksikan penurunan lonjakan kasus Covid 19 di India akan terjadi di akhir tahun ini.

India diprediksikan akan kembali menciptakan peningkatan kasus infeksi Covid 19 terbesar dari sebelumnya.

Bahkan pada beberapa bulan ke depan, India akan dilanda tsunami Covid 19 dengan kasus terburuk sebesar 100.000 atau hampir 150.000 infeksi setiap harinya.

Baca Juga: Perangi Pandemi Covid 19, Pemerintah Turunkan Harga RT PCR

Meski demikian, pada tsunami berikutnya ini diprediksikan tidak sebesar tsunami Covid 19 sebelumnya pada Mei lalu yang mencapai 400.000 lebih kasus harian.

Meski tak begitu besar, tetapi sejumlah peneliti menghimbau agar India mempercepat penyaluran vaksinasi.

India juga dihimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan kepada potensi kemunculuan virus varian baru yang lebih mematikan dari infeksi Covid 19 sebelumnya.

Baca Juga: Para Ilmuwan Prediksi Pandemi Covid 19 Akan Berakhir pada Tahun 2025

Terlebih lagi, India diklaim seluruh dunia sebagai negara pertama yang menyebabkan munculnya Virus Varian Delta.

Maka dari itu, kemungkinan bisa saja India kembali memunculkan virus varian baru yang lebih membahayakan dari Varian Delta ke seluruh dunia.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Business Standard

Tags

Terkini

Terpopuler