Mengenal Seblang Olehsari, Tarian Magis Khas Banyuwangi Sebagai Bentuk Syukur Masyarakat dan Bersih Desa

9 Mei 2022, 21:30 WIB
Seblang Olehsari, Banyuwangi. /Galih Ferdiansyah/Ringtimes Banyuwangi

RINGTIMES BANYUWANGI - Seblang Olehsari ini merupakan tradisi adat yang dilaksanakan di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Tarian Seblang Olehsari ini identik dengan hal mistis dan magis.

Tradisi Seblang Olehsari ini biasanya dimulai sejak 3 Syahwal, dan dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut.

Baca Juga: Jual Keindahan Bawah Laut, Bangsring Underwater Banyuwangi Mampu Tarik Wisatawan hingga 1500 Pengunjung

Sunaryo (42) selaku keturunan asli dari leluhur 'Seblang' mengatakan, sebelum acara Seblang Olehsari digelar, tepatnya pada H+1 hari raya diadakan selamatan di makam leluhur yang bernama Buyut Ketut.

"Ketika acara Seblang akan diselenggarakan, pada hari raya sehari akan diadakan selamatan di makam Buyut Ketut," ujar Sunaryo pada pewarta Ringtimes Banyuwangi Sabtu, 7 Mei 2022.

Acara tersebut juga bertujuan untuk mendapatkan petunjuk dari leluhur mengenai pelaksanaan tradisi Seblang itu sendiri.

Baca Juga: Lebaran Jadi Momen Bangkitnya Ekonomi di Banyuwangi Setelah 2 Tahun Dilanda Pandemi

Selamatan tersebut dilakukan secara sederhana dengan menyajikan 'jenang abang', ketupat, dan 'sego golong'.

Selain itu, karena dilakukan saat hari raya, dari setiap rumah warga menyetorkan jajanan lebaran untuk disajikan juga di selamatan tersebut.

"Isi dalam selamatan tersebut yaitu jenang abang, ketupat, sego golong, serta setoples jajanan lebaran dari setiap rumah warga Desa Olehsari," tambah Sunaryo.

Usai mendapat petunjuk, H-1 pelaksanaan tradisi Seblang, juga diadakan selamatan yang disertai dengan kegiatan 'mupu' atau pengumpulan dana seikhlasnya dari seluruh penduduk Desa Olehsari.

"Apabila acara Seblang akan dilaksanakan besok, malamnya ada selamatan juga, sesuai petunjuk yang sudah didapat, dalam selamatan tersebut juga digelar aksi 'mupu' atau pengumpulan danna seikhlasnya dari para warga Desa Olehsari," sambung Sunaryo.

Baca Juga: Banyuwangi Gencarkan Surveilans ke Daerah Perbatasan hingga Pasar Hewan Antisipasi Hewan Ternak PMK

Selain itu, Sunaryo menjelaskan bahwa dalam acara selamatan tersebut disediakan nasi tumpeng, sego wudhug, dan salah satu makanan khas kenduri di Banyuwangi yakni peteteng ayam kampung.

"Dalam selamatan itu ada tumpeng, sego wudhug, dan peteteng ayam kampung, wajib ayam kampung tidak boleh ayam lainnya," imbuh Sunaryo.

Di Desa Olehsari tersebut pun ada sejumlah tempat yang dipercayai sebagai hunian roh halus para leluhur.

Nantinya di sejumlah tempat tersebut akan diletakkan sesajen, sebelum selamatan dilaksanakan.

Acara selamatan diadakan di kediaman Sunaryo itu sendiri.

Baca Juga: Arus Balik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Dipantau Langsung Forkopimda Jatim

Nah, uniknya dalam tradisi ini, jauh hari sebelum acara dimulai, akan ada seseorang yang dirasuki oleh roh halus untuk menentukan tanggal acara diselenggarakan.

"Sebelum acara Seblang diselenggarakan, akan ada seseorang yang (kesusupan) kerasukan, hal tersebut bertujuan untuk menentukan tanggal tradisi tersebut dimulai," sebut Sunaryo.

Hampir semua hal yang berkaitan dengan acara ini pun, harus melalui persetujuan roh leluhur tersebut.

Mirip seperti gandrung, penari seblang pun menggunakan omprog.

Namun, omprog seblang itu berbeda, karena terbuat dari pupus daun pisang kepok (gedang sobo) dan berhiaskan sejumlah bunga yang harum.

Bunga tersebut harus yang berbau harum dan tidak boleh yang berbau busuk atau tidak sedap.

Jika dulu yang membuat omprog adalah ibunda dari Sunaryo, Asiyah, kini usah beliau berpulang, digantikan oleh Malenah (42) yang mana ialah istri dari Sunaryo.

Baca Juga: Pendaki Hilang Asal Bondowoso di TWA Kawah Ijen Banyuwangi Ditemukan dengan Selamat

Pemilihan pembuat omprog tersebut pun tidak sembarangan, harus sesuai dengan kehendak dari leluhur.

"Pembuat omprog itu tidak sembarangan memilihnya, harus sesuai dengan kehendak dari leluhur," ujar Sunaryo.

Acara ritual Seblang Olehsari tersebut dimulai dengan mengarak si penari bersama para sinden yang membawa omprog, dan panjak yang ditemani oleh pawang dengan membawa kemenyan.

Hal tersebut bermula dari kediaman Sunaryo hingga ke panggung perjuntukan yang telah disediakan dan tidak pernah berganti sejak dahulu kala.

Usai sampai di tempat, omprog akan dipasangkan kepada si penari, lalu matanya akan ditutup.

Baca Juga: Kisah Darminto, Pria Asal Madiun yang Rela Jauh-jauh ke Banyuwangi Demi Nonton Seblang Olehsari

Hal tersebut dilakukan untuk membiarkan sang roh halus memasuki tubuhnya.

Oleh karena itu, si penari akan menari dalam keadaan tak sadarkan diri dengan mata tertutup.

Penari tersebut akan menari mengelilingi panggung berbentuk lingkaran sesuai irama musik dan lagu yang dimainkan.

Para sinden pun akan membawakan sebanyak 36 lagu yang juga sedari dulu sama.

Sebut saja seperti, podo nonton, kembang pepe, seblang lukinto dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan acara tersebut pun, jika para sinden salah menyanyikan lagu, leluhur yang bersemayam dalam tubuh si penari akan merajuk dan menghentikannya.

Pemilihan penarinya pun tak sembarangan, karena akan ditentukan secara superanatural oleh tetua adat setempat yang masih memiliki hubungan darah dengan leluhur seblang terdahulu.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler