Festival Imlek 2023, Momentum Kampung Moderasi Banyuwangi

19 Januari 2023, 17:19 WIB
Ratusan lampion menghiasi Klenteng Hoo Tong Bio yang tengah menyambut Imlek 2023, dan akan diselenggerakan festival Imlek. /Fitri Anggiawati.doc

RINGTIMES BANYUWANGI- Sebagai bagian dari perayaan Imlek yang jatuh pada 22 Januari 2023, Klenteng Hoo Tong Bio akan menggelar Festival Imlek.

Festival yang rencananya diselenggarakan pada 26 hingga 28 Januari 2023 tersebut akan melibatkan banyak pihak dalam pagelarannya.

Diantaranya, turut andil Badan kesatuan bangsa dan politik (Bakesbangpol) serta Forum Pembauran Kebangsaan (FPK).

Baca Juga: Sambut Imlek, Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi Bersolek

Namun meski begitu, tanggal tersebut masih belum dapat dipastikan karena tergantung pada keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.

“Ada kemungkinan tanggalnya berubah. Menunggu konfirmasi dari Pemkab,” kata Ketua panitia festival Imlek Alexander Martin pada Kamis, 19 Januari 2023.

Di festival tersebut akan digelar atraksi barongsai yang persiapannya telah dilakukan sejak dua bulan lalu.

Baca Juga: 5 Wisata di Banyuwangi yang Wajib Kamu Kunjungi

Selain atraksi, Pecinan Street Food juga masuk dalam agenda festival Imlek yang akan digelar di sepanjang jalan klenteng yang berlokasi di Jl. Ikan Gurame No.54 Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi tersebut.

Pecinan street food akan melibatkan berbagai kalangan diantaranya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan jemaat Klenteng Hoo Tong Bio itu sendiri.

“Untuk UMKM mendaftar melalui Kelurahan Karangrejo, untuk jemaat kami melalui saya,” ujar Alex.

Baca Juga: 5 Negara Sebagai Destinasi Wisata Halal di Dunia, Indonesia Menjadi Peringkat Pertama

Diundurnya tanggal pelaksanan festival Imlek tersebut kata Alex juga karena berbenturan dengan agenda kerja Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang akan melaksanakan dinas luar.

“Karena penutupan festival Imlek juga sekaligus peresmian kampung moderasi,” ungkapnya.

Kampung moderasi adalah sebuah istilah yang menggambarkan suatu wilayah dalam lingkup RT, RW, atau kelurahan/desa yang masyarakatnya terdiri atas beberapa perbedaan, diantaranya aspek kepercayaan, keyakinan, agama, atau ras.

Baca Juga: 5 Daya Tarik Wisata yang Wajib Dikunjungi Sebelum Perubahan Iklim

Masyarakat tersebut diharapkan dengan penuh kesadaran dapat saling menerima perbedaan yang ada, sehingga tercipta kerukunan, toleransi, kerukunan, dan harmonis.

Dalam hal ini, Kelurahan Karangrejo memiliki masyarakat dari latar belakang agama yang berbeda.

“Karena semua agama ada di Karangrejo. Ada kami dengan klenteng, muslim dengan masjid, Hindu dengan pura, serta Kristen dengan gereja,” tandasnya.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler