Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Operasi pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 dari dasar laut di Perairan Bali resmi berakhir pada Rabu, 2 Juni 2021.
Operasi ini dihentikan oleh TNI Angkatan Laut bersamaan dengan berakhirnya bantuan pencarian dari AL China atau People Liberation Army Navy.
TNI AL menyatakan bahwa tidak ada lagi rencana untuk evakuasi bangkai kapal selam KRI Nanggala-402.
Baca Juga: Malaysia Kerahkan Jet Tempur untuk Cegat 16 Pesawat Militer Milik China
“Penyelamatan sudah selesai,” kata Kepala Dinas Penerangan Angakatan Laut Laksamana Pertama TNI, Julius Widjojono, sebagaiman dikutip dari kanal YouTube Fakta Jurnalisa, Minggu, 6 Juni 2021.
Diketahui, sejumlah negara turut bergabung dalam pencarian KRI Nanggala-402.
Mulai dari China, Australia, Amerika Serikat, Malaysia, hingga Singapura.
Baca Juga: Setuju Covid-19 Bocor dari Laboratorium China, Mantan Kepala CDC Dapat Ancaman Pembunuhan
Dari dalam negeri, Basarnas, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Polri juga turut membantu pencarian.
Upaya pengangkatan bangkai kapal selam KRI Nanggala-402 dilakukan sejak awal Mei 2021.
Selama operasi pengangkatan KRI Nanggala-402, petugas gabungan telah melakukan penyelamatan sebanyak 20 kali.
Baca Juga: 7 Bahaya Mengonsumsi Makanan Bersantan, Sebabkan Sakit Jantung
Puluhan material dan sejumlah bangkai bagian kapal selam berhasil diangkat.
Posisi kapal di dasar perairan berhasil diidentifikasi dengan bantuan teknologi dari kapal penyelamat.
Namun, untuk mengangkat badan kapal selam dari kedalaman 838 meter, memiliki risiko dan tingkat kesulitan yang tinggi.
Baca Juga: Gunung di Islandia Tiba-tiba Semburkan Lava Pijar Usai Gempa 50 Ribu Kali, Sejak Mati 800 Tahun
Ukuran kapal yang besar dan berat menjadi tantangan tersendiri.
Diketahui, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam pada 24 April 2021 di Perairan Bali setelah dinyatakan hilang kontak.
Seluruh awak kapal yang berjumlah 53 orang dinyatakan gugur saat bertugas.***
