Takut Dipaksa Nikah oleh Taliban, Banyak Keluarga Melarikan Diri ke Pakistan

- 12 September 2021, 10:02 WIB
Desas-desus Taliban yang memaksa menikahi anak perempuan dan janda membuat keluarga Afghanistan melarikan diri ke Pakistan.
Desas-desus Taliban yang memaksa menikahi anak perempuan dan janda membuat keluarga Afghanistan melarikan diri ke Pakistan. /REUTERS/Stringer.

RINGTIMES BANYUWANGI – Banyak keluarga dari Afghanistan yang melarikan diri ke Pakistan karena kekhawatirannya akan pemerintahan Taliban.

Pasalnya, anggota kelompok Taliban suka memaksa untuk menikahi perempuan dan anak perempuan.

Salah satunya keluarga Khalid Shinrawi (25) yang memutusakan kembali melarikan diri dari Afghanistan ke Pakistan dan mencapai Pakistan dalam beberapa hari terakhir.

Shinrawi punya 3 orang anak. Keluarganya pertama kali pindah ke Pakistan adalah tahun 1990-an yang membawa Taliban berkuasa.

Baca Juga: Menlu Prancis Ungkap Kebohongan Taliban: Mereka Berbohong

“Ayah saya kemudian berpikir bahwa Pakistan akan menjadi tempat yang aman untuk dikunjungi, mengingat situasi yang bergejolak di Afghanistan,” katanya dilansir dari laman frontline.thehindu pada 12 September 2021.

Shinrawi bersama keluarga telah menetap di Kohat, dan menghabiskan beberapa tahun di kota tersebut sembari bekerja siang hingga malam.

Pada tahun 2007, keluarga Shinrawi memutuskan untuk kembali ke Afghanistan karena saat itu banyak investasi masuk ke negara tersebut, yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan bisnis berkembang pesat.

“Kemudian kami memutuskan untuk kembali ke negara kami,” ujarnya.

Baca Juga: Joe Biden dan Xi Jinping Bahas Penyelidikan Asal Usul Covid 19 Lewat Telepon

Sekembalinya di Afghanistan, Shinrawi bekerja sebagai pembuat roti di restoran Kabul dan menghasilan cukup uang untuk membiayai keluarganya.

Menurut keterangan Shinrawi, banyak keluarga yang mengkawatirkan putri mereka.

Shinrawi mengatakan adanya desas-desus bahwa Taliban akan memaksa anak-anak perempuan untuk menikah dengan pejuang Taliban.

“Ada desas-desus di daerah yang berdekatan dengan kami, bahwa Taliban akan emnuntut anak permpuan. Saya memiliki empat saudara perempuan, dua di antaranya belum menikah,” kata Shinrawi merasa ketakutan.

Baca Juga: AS Disebut Sengaja Provokasi Perselisihan dengan Tiongkok di Laut China Selatan

“Saya tidak ingin mereka dipaksa menikah dengan pejuang Taliban,” lanjutnya.

Dengan berat hati, Shinrawi memutuskan meninggalkan rumahnya demi kedua saudara perempuannya itu.

Kekhawatiran yang sama juga dialami Majid Khan, seorang penjual sayur yang memiliki empat anak perempuan yang masih berusia 10-16 tahun.

“Mereka semua khawatir tentang putri mereka, takut bahwa Taliban pasti akan meminta mereka untuk menikahkan gadis-gadis dengan militant mereka,” katanya.

Baca Juga: China Kembali Menyalahkan AS atas Covid-19 Lewat Kampanye di Media Sosial

Sejak Taliban merebut kekuasan di Afghanistan, desas-desus tersebut tersebar luas bahwa para pejuang Taliban memaksa menikahi para gadis dari keluarga Afghanisan.

Seorang pemuda bernama Syed Muhammad Ullah mengatakan bahwa ini bukan rumor.

“Ini bukan rum. Benar bahwa Taliban mengumpulkan informasi tentang gadis-gadis dan janda-janda. Ini membuat takut banyak keluarga, yang kemudian bermigrasi ke Pakistan,” ujarnya.***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: frontline.thehindu.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x