Presiden Jokowi Disentil Media Asing, Sebut Ada 'Risiko Kembar' di Masa Pemerintahannya

- 29 Maret 2022, 08:30 WIB
Presiden Jokowi kembali menjadi topik bahasan media asing, The Ecomist, mengenai perpanjangan masa jabatan yang akan dilakukannya.
Presiden Jokowi kembali menjadi topik bahasan media asing, The Ecomist, mengenai perpanjangan masa jabatan yang akan dilakukannya. /Instagram/jokowi//

RINGTIMES BANYUWANGI - Presiden Jokowi kembali menarik perhatian media asing terkait masa depan politik dalam pemerintahannya yakni perpanjangan masa jabatan.

The Economist, media yang saat ini sedang menyorot presiden ketujuh Indonesia itu menyebutkan bahwa Jokowi sedang menghadapi permasalahan di masa pemerintahannya yang disebut dengan 'risiko kembar' atau 'twin risk'. 

Dalam artikel yang diterbitkan oleh media berbahasa Inggris yang berbasis di London tersebut memberi peringatan bahwa bisa saja figur populer dari rakyat Indonesia ini akan dijatuhkan rakyatnya sendiri karena isu perpanjangan masa jabatan. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Sempatkan Intip Starting Grid Sebelum MotoGP Mandalika Resmi Dimulai

The Economist juga menggambarkan adanya dua jenis risiko yang sedang dihadapi oleh Presiden Jokowi, yaitu risiko ekonomi dan risiko politik. 

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikrian-Rakyat.com dengan judul Media Asing Beri Peringatan: Jokowi Terancam Jatuh karena Kemarahan Rakyat

Sebagaimana yang disampaikan oleh Konsultan Media dan Politik Hersubeno Arief pada Sabtu, 26 Maret 2022, melalui kanal YouTubenya, bahwa Presiden Jokowi disentil media asing.

"The economist, media yang sangat terpengaruh dan prestisius dan berbasis di London Inggris, menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik mengenai masa depan politik Jokowi.

Dalam artikel tersebut, Hersubeno menuturkan bahwa Jokowi digambarkan tengah berjuang menghadapi risiko kembar.

Baca Juga: Fuji dan Thariq Selesai Umroh, Adik Atta Halilintar Disambut Hangat Calon Mertua

Risiko kembar atau Twin Risk tersebut terdiri dari risiko politik dan risiko ekonomi.

"Jokowi digambarkan oleh the economist saat ini tengah berjuang memperpanjang masa jabatannya," ucap Hersubeno Arief.

"Dan dalam pengamatan the economist, Jokowi itu tengah menghadapi risiko politik dan ekonomi yang disebutnya sebagai risiko kembar atau Twin Risk," ujarnya menambahkan.

Hersubeno Arief kemudian membeberkan dua jenis risiko politik yang disebutkan oleh The Economist.

"Risiko politik berasal dari kalangan internal partai pendukungnya yang menolak amandemen konstitusi yang memungkinkan dia untuk memperpanjang masa jabatannya," katanya.

Baca Juga: Soal Video Lama Permintaan Megawati ke Jokowi, Pandji Pragiwaksono: Tersuram yang Pernah Gue Liat

Sedangkan risiko ekonomi berasal dari polemik minyak goreng dan kenaikan berbagai harga komoditi.

"Sementara risiko ekonomi adalah krisis berupa kelangkaan minyak goreng, kenaikan berbagai komoditi, termasuk juga gedung yang dipicu oleh perang antara Rusia dengan ukraine," tutur Hersubeno Arief.

Dia pun menyoroti bagaimana The Economist memberikan peringatan terhadap Jokowi.

Dalam artikelnya, media tersebut mengingatkan bahwa Jokowi bisa terancam dijatuhkan oleh rakyat yang memilihnya.

"Bila tidak hati-hati mengelolanya, the economist memperingatkan Jokowi yang naik ke tampuk kekuasaan atas dukungan dari masyarakat di kelompok populis maka dia juga bisa dijatuhkan karena kemarahan rakyat yang dulu mendukungnya," kata Hersubeno Arief, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Hersubeno Point, Minggu, 27 Maret 2022.***(Eka Alisa Putri/pikiran-rakyat.com)

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah