RINGTIMES BANYUWANGI - Puluhan siswa langsung berhamburan keluar kelas begitu mendengar suara sirine. Masing-masing berjalan dengan posisi membungkuk sembari melindungi kepala.
Dari arah lain, tampak sekelompok siswa yang berguling kemudian berlari menjauhi kobaran api. Kemudian berhenti di lokasi "titik kumpul".
Mereka adalah siswa-siswi SDN 5 Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, yang sedang mengikuti simulasi mitigasi bencana kebakaran dan gempa bumi dalam kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS).
Baca Juga: UMKM di Banyuwangi Terus Bangkit, Pembuat Spunbond Bisa Jual 10 Ribu Tas Tiap Bulan
TMS merupakan program nasional yang kini masif dilakukan di Kabupaten Banyuwangi.
“Ini adalah bagian dari upaya pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat. Anak-anak diedukasi sejak dini tentang mitigasi kebencanaan. Sehingga mereka mampu menyelamatkan diri dan melakukan evakuasi sederhana bila terjadi bencana,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meninjau pelaksanaan TMS, di sela Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Kebondalem, Rabu 22 Juni 2022.
Edukasi mitigasi bencana tersebut menyasar kalangan pelajar pada jenjang SD dan SMP. Sejak 2021, TMS telah menjadi agenda rutin dalam program Bunga Desa yang dilaksanakan Bupati Ipuk setiap pekan di desa-desa.
Baca Juga: Apresiasi Program Jagoan Tani Banyuwangi, Kepala Staf Kepresidenan: Indonesia Butuh Kalian
Lewat TMS, kata Ipuk, Banyuwangi berupaya menyiapkan generasi yang tanggap dan siap siaga menghadapi bencana.
“Bencana bisa datang kapan saja. Dengan pengetahuan mitigasi bencana yang dimiliki, diharapkan masyarakat bisa lebih tanggap, sehingga bisa mengurangi risiko korban jiwa,” papar Ipuk.