Menilik Makanan Khas Saat Upacara Hari Raya Galungan di Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi

- 5 Januari 2023, 21:01 WIB
Gerbang memasuki wilayah kampung Bali di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi yang sedang merayakan Hari Raya Galungan,
Gerbang memasuki wilayah kampung Bali di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi yang sedang merayakan Hari Raya Galungan, /Balighotul Hikmah / Ringtimes Banyuwangi

RINGTIMES BANYUWANGI, Sebagaimana hari raya keagamaan pada umumnya, maka terdapat pula makanan khas yang disajikan. Begitu pula dengan makanan khas yang disajikan umat Hindu di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.

Makanan khas ini akan disajikan selama upacara Hari Raya Galungan. Pada Hari Raya Galungan, umat Hindu membuat makanan khas yang disajikan yakni Lawar Bali dan Sate Bali. Lawar adalah masakan yang terbuat dari sayur dan kelapa kemudian dicampung dengan daging.

Selain itu, juga disediakan Sate Bali sebagai makanan yang sering disajikan saat Hari Raya Galungan.

Baca Juga: Korsleting Listrik, Satu Rumah Ludes Diamuk Jago Merah

Pembuatan makanan khas untuk Hari Raya Galungan dibuat sebelum hari raya berlangsung. Hal ini memiliki keterkaitan dengan rangkaian upacara Galungan. Sebab Galungan memiliki berbagai rangkaian upacara yang perlu dilakukan sebelum merayakan Hari Raya Galungan. Pembuatan makanan ini disebut dengan “Penampahan”.

“Pada rangkaian upacara Galungan perlu dilakukan Penampahan yakni menyembelih hewan kurban untuk upacara. Biasanya hewan yang disembelih adalah babi”, ucap Kayan selaku Kelian Adat Banjar Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.

Adapun makna dari Penampahan adalah membunuh hawa nafsu daripada diri manusia. Maknanya manusia memiliki sifat-sifat kebinatangan yang harus dibinasakan.

Baca Juga: Hari Amal Bakti Kemenag Ke-77, Kemangi Award Digelar Pertama Kali Bertabur Prestasi

Hal tersebut disimbolkan dengan menyembelih hewan.  “Umat Hindu merupakan umat beragama yang kerap menggunakan simbol sebagai upacara keagamaan”, jelas Kayan.

Sebelum melakukan Penambahan perlu untuk melakukan “Penyekeban” terlebih dahulu. Penyekeban berasal dari kata “nyekeb” yang bermakna melindungi diri.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x