Network
RINGTIMES BANYUWANGI - Adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satunya adalah dengan menjadi pemulung.
TPA Blimbingsari memberikan dampak positif bagi masyarakat. Terbukti, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk mengais rezeki dengan mengumpulkan rongsokan.
Masyarakat akan mengais sampah yang dapat dijual kembali kepada pengepul untuk mendapatkan imbalan berupa uang. Lokasi TPA Blimbingsari berada di depan wisata Alam Indah Lestari (AIL) yang terletak di desa Badean Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.
Baca Juga: TPA Blimbingsari Menjadi Solusi Pengelolaan Sampah di Banyuwangi
Sampah tersebut diambil dari tumpukan sampah yang telah dibawa truk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blimbingsari, Banyuwangi. “Sampah akan dibedakan sesuai dengan jenisnya kemudian akan ada pengepul yang membeli,” ujar Nur Halimah, pemulung di TPA Blimbingsari, Banyuwangi.
Dalam sehari Halimah menghasilkan pendapatan sebanyak Rp 50 ribu. Halimah bekerja bersama suami dan anaknya. Sampah dipisahkan dari sampah kresek, kertas, kaleng, dan botol plastik.
Sampah kresek putih memiliki harga 1.000/kg dan kresek warna merah harganya 600/kg. Sedangkan sampah kaleng dan botol plastik memiliki harga 2.500/kg. Untuk sampah kertas memiliki harga 500 rupiah/kg.
Baca Juga: Inovasi Produk Pertanian, Anak Muda Pesanggaran Coba Menyelamatkan Petani Buah Naga
Pemulung akan berhenti untuk memilah sampah pada Pukul 12.00 WIB. Sebab sampah akan ditimbun dengan tanah untuk mengurangi bau tidak sedap yang dapat mencemari udara. Kemudian sampah yang sudah dipisahkan berdasarkan jenisnya akan diangkut oleh pengepul.
Halimah baru bekerja sebagai pemulung di TPA Blimbingsari, Banyuwangi selama satu bulan. Sebelumnya Halimah menjadi pemulung di TPA Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
