RINGTIMES BANYUWANGI - Komisi II DPRD Kabupaten Banyuwangi meminta pemkab segera merealisasikan rencana pembangunan embung di wilayah yang berpotensi mengalami kekerigan.
Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi, Siti Mafrochatin Ni'mah mengatakan, petani di 17 kecamatan mengeluhkan kurangya debit air saat kemarau.
“Kami sudah menerima audiensi dari para petani dari 17 kecamatan, semua mengeluhkan kurangnya debit air,” ungkapnya saat rapat pembahasan LKPJ Bupati Banyuwangi tahun anggaran 2022, minggu lalu.
Baca Juga: 3 Resep Kue Kering Lebaran 2023, Enak dan Sangat Mudah Part 2
“Saya banyak mendengar keluhan para petani di 17 kecamatan karena kurangnya debit air pertanian ketika musim kemarau,” ucap Ni'mah, 1 April 2023.
Menurutnya, agar kekeringan atau kurangnya ketersediaan air pertanian tidak lagi menjadi masalah klasik bagi petani di Banyuwangi, upaya normalisasi saluran irigasi dan pembangunan embung harus menjadi skala prioritas pemerintah daerah.
Harapannya, Pemkab Banyuwangi segera merealisasikan pembangunan embung yang telah direncanakan sekaligus melakukan normalisasi saluran irigasi di wilayah yang berpotensi kekuran air ketika musim kemarau.
Baca Juga: Banyak Dikaitkan, Polisi Sebut Jasad di Pesanggaran Bukan Pemuda Trenggalek Nyebur ke Selat Bali
Hj.Ni'mah menjelaskan, pembangunan embung itu sangat penting bagi para petani untuk mengolah lahan.
Saat musim penghujan datang, embung dapat menjadi sarana penampungan air hujan, sehingga dapat meminimalisasi potensi terjadinya bencana banjir.
Sebaliknya, pada saat musim kemarau, air yang tampungan ini bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah.
Baca Juga: Resep Lodeh Ceker Khas Banyuwangi, Enak dan Cocok Buat Menu Buka Puasa
“Kita akan dorong, agar pemerintah daerah bisa memprioritaskan pembangunan embung pada tahun ini , ” jelasnya.
Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi ini menambahkan, selain menjaga ketersediaan air pertanian di musim kemarau, pemerintah daerah diminta menjamin ketersediaan stok pupuk bersubsidi bagi petani.
”Jadi kami tidak ingin lagi adanya permasalahan yang sangat menyulitkan petani terkait dengan berkurangnya bantuan pupuk bersubsidi, ditambah lagi dengan masalah ketersediaan air pertanian ,” simpulnya.***