Bukti Bupati Anas Gagal Pimpin Satgas Covid-19, Lebih Baik Ia Mundur

29 Agustus 2020, 20:15 WIB
Penari Gandrung tampil pada acara Banyuwangi Weekend Simulasi New Normal di Gesibu Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (15/8/2020). Acara simulasi adaptasi kebiasaan baru oleh asosiasi pekerja seni budaya Banyuwangi itu, untuk membangkitkan kembali geliat ekonomi pekerja seni.* /BUDI CANDRA SETYA/ANTARA FOTO

Oleh: Mohamad Amrullah, SH, M.Hum*

Jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu, 29 Agustus 2020 mengalami lonjakan drastis.

Berdasar peta sebaran dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, hingga 29 Agustus 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di ‘Kabupaten Agung Wilis’ berjumlah 687 orang, 275 orang suspect Covid-19, dan 2 orang yang probable.

Bahkan dalam waktu sehari, yakni pada Sabtu, 29 Agustus 2020, kenaikan pasien positif Covid-19 di Banyuwangi lebih dari 100 persen dibandingkan sehari sebelumnya, yakni 341 orang.

Baca Juga: Positif Covid-19 Melonjak, Bupati Anas Tetap Simulasi 'New Normal'

Yang membuat kita miris dan prihatin, anggaran percepatan penanganan Covid-19 di Banyuwangi bukan main besarnya.

Berdasarkan data yang kami miliki, Pemkab Banyuwangi telah mengucurkan anggaran sekitar Rp100,3 Miliar  “yang katanya” dipakai untuk penanganan pandemi Covid-19, seperti jaring pengaman sosial dan untuk membiayai pos-pos anggaran lainnya.

Anehnya, beberapa anggaran yang “katanya” dialokasikan untuk penanganan Covid-19 terkesan mubadzir.

Baca Juga: Bupati Anas Bersama Tokoh Lintas Agama Adakan Konsolidasi New Normal

Contohnya adalah proyek renovasi Gedung Wanita yang memakai anggaran penanganan Covid-19 sekitar Rp 1 Miliar, ternyata sampai saat ini juga tidak difungsikan sebagaimana mestinya.

Selanjutnya ialah anggaran untuk renovasi ‘Gedung Wisma Atlet, di Jalan Gajah Mada Banyuwangi yang katanya akan dipakai untuk tempat tinggal tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, juga tidak dipakai apa-apa.

Belum lagi proyek pengadaan 1 juta masker yang menelan biaya miliaran rupiah. Entah dibagikan ke siapa saja masker itu, apakah rakyat miskin yang menerima, atau dipakai sebagai ajang politik?.

Baca Juga: Ditengah Wabah Corona, Bupati Anas Tetap Promosi Durian Songgon

Selain disinyalir menghambur-hamburkan anggaran APBD, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi dengan “sembrononya” menggembar-gemborkan new normal atau kebiasaan baru tanpa persiapan yang matang.

Penambahan jam operasional mal dan pasar modern, pelonggaran aktivitas jual beli di pasar tradisional, tempat kuliner dan pusat-pusat perekonomian rakyat memang baik untuk menggerakkan ekonomi.

Tapi semua itu harus diimbangi dengan penerapan disiplin mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Cerita Uang di Balik Rehab Gedung Wanita Banyuwangi Sebagai Tempat Isolasi Covid-19

Nah, pertanyaannya adalah, apakah satgas tingkat kabupaten hingga desa yang dikomandani oleh Bupati Anas sudah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku masyarakat dengan kebijakan New Normal itu?

Saya berani memastikan Bupati Anas gagal dalam memimpin Satgas Penanganan Covid-19 di Banyuwangi.

Buktinya, tidak ada aturan ketat bagi pengunjung di pusat perbelanjaan maupun pasar untuk memakai masker.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 asal Sempu Banyuwangi Meninggal di RS Al-Huda

Bukti lainnya, saat hajatan kembali diperbolehkan dengan pertunjukan hiburan, tidak ada kontrol ketat dari Satgas untuk menertibkan penonton untuk menjaga jarak.

Berdasarkan pengamatan kami, beberapa tempat keramaian tidak ada petugas yang mengontrol penerapan protokol kesehatan dijalankan dengan baik.

Belum lagi, Bupati Anas yang “berani” membuka destinasi wisata lengkap dengan event-event mirip Banyuwangi Festival disaat pandemi belum berakhir.

Baca Juga: Enam Santri di Banyuwangi Positif Covid-19, Ratusan Lainnya Tes Massal

Tentu kebijakan-kebijakan ini sangat ngawur dan membahayakan keselamatan rakyat Banyuwangi.

Terbukti, dari hari ke hari jumlah pasien positif Covid-19 di Banyuwangi terus meningkat tajam.

Bagi kami, penerapan New Normal tanpa dilandasi pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat sangat keliru dan berbahaya.

Baca Juga: Pelaku Seni Tradisi di Banyuwangi Kembali Pentas Untuk Simulasi AKB

Kami melihat, Bupati Anas masih “kelagut” dengan gaya pencitraannya yang memang Ia bangun sejak lama.

Bahkan, Bupati Anas terkesan masih “gaya-gayaan” dalam melindungi keselamatan rakyatnya dari bahaya Covid-19.

Dalam tulisan ini, kami berharap kepada Bupati Anas untuk segera menghentikan “model pencitraan” dan selebrasi dalam penanganan Covid-19.

Baca Juga: Pariwisata Banyuwangi Kembali Dibuka Di Era New Normal

Sebaiknya Bupati Anas segera mengevaluasi kebijakan new normal yang Ia dengungkan, dan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang semakin masif, Bupati boleh mencoba penerapan mirip PSBB tingkat kecamatan dan desa.

Atau kalau tidak ada pilihan lain, silahkan Bupati Anas mundur dari Ketua Satgas Covid-19 dan lebih baik digantikan oleh orang yang lebih mumpuni.

 

*)Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (PUSKAPTIS)

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler