Pernyataan Kades Gintangan dan Jejak Pelaku Teror Sajam

- 9 Februari 2020, 01:20 WIB
ILUSTRASI premanisme.*
ILUSTRASI premanisme.* /THE SUN/

Dalam peristiwa ini, dapat disimpulkan bahwa korban telah melakukan pengaduan sesuai prosedur, yakni terlebih dahulu menghubungi tiga pilar.

Karena teror lanjutan terus terjadi dan tidak ada upaya pencegahan dari tiga pilar, tidak salah jika korban melaporkan ancaman yang dialaminya ke Mapolsek.

Pernyataan Hardiyono yang menyebut bahwa upaya percobaan pembunuhan terhadap Nastain adalah peristiwa biasa dan menganggap Yahya adalah warga yang baik, sungguh mengagetkan.

Baca Juga: Banjir Bandang Bondowoso : Kami Tidak Mengira Separah Ini

Ada tiga kemungkinan yang membuat kepala desa berkata seperti itu;

Pertama, dia “takut” menjadi sasaran ancaman berikutnya.

Kedua, Kepala Desa Hardiyono disinyalir berusaha “melindungi dan membalas budi” terhadap Yahya, karena pelaku adalah salah satu pendukung utamanya dalam pemilihan kepala desa Gintangan periode 2019-2025.

Ketiga, dalam Pilkades kemarin, Nastain adalah ketua tim sukses calon lain yang berarti adalah kompetitor Hardiyono. Terlebih, Nastain dianggap menghalang-halangi upaya pemecatan tiga orang kepala dusun dilakukan Hardiyono.

Dua orang yang mengantar pelaku menebar teror, Yakni Hadi Rusdiyanto dan Joko Prawito disebut-sebut juga sebagai mantan tim pemenangan Hardiyono. Bahkan, Hadi Rusdiyanto masuk nominasi bakal calon Kepala Dusun Krajan untuk menggantikan Mukhlis Santoso yang mengundurkan diri.

Diluar dari dugaan di atas, layakkah seorang kepala desa berstatemen seperti itu, tanpa sedikitpun membela dan melindungi hak para korban dan keluarganya yang notabene juga warganya sendiri?.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah