Game of Thrones

- 10 Maret 2020, 21:15 WIB
PRESIDEN RI Joko Widodo saat bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja di Riyadh. Lantaran dekat, Jokowi dilobi Menteri Agama Fahrul Razi untuk menambah lagi kuota jemaah haji Indonesia.*
PRESIDEN RI Joko Widodo saat bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja di Riyadh. Lantaran dekat, Jokowi dilobi Menteri Agama Fahrul Razi untuk menambah lagi kuota jemaah haji Indonesia.* /Instagram @jokowi/

Atau rencana pun sebenarnya tidak ada. Hanya saja Putra Mahkota yang sekarang, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) tidak ingin ada kerikil yang akan meloncat ke dalam sepatutnya.

Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz al-Saud adalah kerikil besar. Di antara keluarga kerajaan Pangeran Ahmed-lah yang paling senior.

Banyak keluarga kerajaan yang berpendapat harusnya Pangeran Ahmed yang jadi putra mahkota. Toh MbS masih sangat muda --sekarang 36 tahun.

Baca Juga: Alternative Voices in Muslim Southeast Asia, Kembali Hadirkan Ide Progresif Islam

Tapi Raja Salman tentu ingin anaknyalah yang naik tahta --sepeninggalnya nanti. Tiga tahun lalu ketika MbS masih berumur 33 tahun Raja Salman mengangkat anaknya itu.

Berarti sekaligus mencabut gelar Putra Mahkota yang pernah diberikan kepada Pangeran Ahmed.

Saat itu Pangeran Ahmed memang tidak setuju atas pengangkatan MbS. Namun ia kalah suara: 2 lawan 1. Memang Dewan Kesetiaan.

Kerajaan hanya beranggotakan 3 orang. Dewan itulah yang dimintai pertimbangan untuk urusan terpenting kerajaan. Tiga orang itu adalah anggota keluarga kerajaan yang paling senior.

Sejak itu Pangeran Ahmed lebih banyak tinggal di luar negeri. Terutama di London.

Selama ditinggal pergi itu banyak sekali kejadian besar di kerajaan: penangkapan besar-besaran atas kerabat kerajaan. Mereka ditahan di Hotel Ritz Carlton di Riyadh, ibu kota Saudi Arabia.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Disway.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah