Game of Thrones

- 10 Maret 2020, 21:15 WIB
PRESIDEN RI Joko Widodo saat bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja di Riyadh. Lantaran dekat, Jokowi dilobi Menteri Agama Fahrul Razi untuk menambah lagi kuota jemaah haji Indonesia.*
PRESIDEN RI Joko Widodo saat bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja di Riyadh. Lantaran dekat, Jokowi dilobi Menteri Agama Fahrul Razi untuk menambah lagi kuota jemaah haji Indonesia.* /Instagram @jokowi/

Semua itu terjadi setelah MbS menjadi Putra Mahkota. Muda, modern, radikal, dan penuh rencana besar. Termasuk rencana mengubah ekonomi Saudi agar tidak lagi tergantung pada minyak bumi.

Baca Juga: RSPI Nyatakan Pasien Bebas COVID-19 Berdasar Dua Pemeriksaan Klinis

Pangeran Ahmed sebenarnya lebih banyak 'sunyi' sejak MbS menjadi Putra Mahkota. Tapi ia pernah sekali salah langkah. Yakni ketika ada demo anti kerajaan Saudi di London.

Pangeran Ahmed diberitakan pernah mengatakan semua peristiwa besar tersebut bukan kesalahan sistem kerajaan. "Itu tanggungjawab dua orang saja," katanya.

Yang dimaksud adalah Raja Salman yang terlalu banyak memberi wewenang kepada Putra Mahkota. Dan satunya lagi adalah MbS itu sendiri.

Kalimat itu telah menjadikan Pangeran Ahmed sebagai 'simbol' oposisi atas kekuasaan di Saudi sekarang.

Tapi untuk menggulingkan MbS memang tidak mungkin. Selama Raja Salman masih ada. Rupanya Raja Salman harus disingkirkan dulu. Baru MbS bisa kehilangan pijakan.

Ternyata MbS-lah yang memenangkan pertarungan tingkat tahta itu.

Kini tidak ada lagi satu pun kerikil di sepatu MbS. Virus Corona yang mulai menyerang Saudi pun tidak ia hitung sebagai kerikil. (Dahlan Iskan)

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Disway.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah