Hoaks atau Fakta, Ahli Virus Sebut Virus Corona Tidak Membunuh

- 24 Mei 2020, 19:25 WIB
ILUSTRASI virus corona COVID-19.*
ILUSTRASI virus corona COVID-19.* /PIXABAY/Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Beredar senuah video yang mengklaim bahwa ahli virus telah menyatakan virus corona baru penyebab covid-19, SARS-CoV-2 tidak membunuh.

Video itu berisi wawancara salah satu TV dengan Mohammad Indro Cahyono. Wawancara itu membahas seputar virus corona.

Mafindo melaporkan, bahwa pernyataan SARS-CoV-2 tidak membunuh adalah klaim menyesatkan.

Baca Juga: Saking Kesalnya Pada Tiongkok, AS Bakal Ledakkan Bom Nuklir!!

Hingga 22 Mei 2020, jumlah kematian di dunia akibat virus corona telah mencapai 323.256 orang dan di Indonesia 1.326 orang.

Pasien yang meninggal karena virus corona bukan saja mereka yang memiliki penyakit penyerta dan berusia tua, melainkan juga kelompok usia muda dan tanpa penyakit penyerta.

Narasi  yang menyatakan bahwa virus corona tidak membunuh memang berasal dari pernyataan Indro dalam wawancara itu, terutama pada bagian akhir video.

Baca Juga: Hasil Uji Coba Vaksin Covid-19 Pada Monyet di Thailand Terlihat September 2020

Pernyataan itu dilontarkan Indro menjawab pertanyaan mengenai prediksi kapan pandemi virus corona berakhir.

Indro menjawab bahwa virus corona sebenarnya tidak tahan lama. Apabila masyarakat melakukan gerakan massal untuk hidup bersih, meminum vitamin, dan cuci tangan, pandemi virus corona akan selesai dalam 2 hingga 3 minggu.

Akan tetapi, dia menganggap permasalahan pandemi virus corona bergeser ke persoalan lockdown.

Baca Juga: Akhirnya Pihak Laboratorium Wuhan Buka Suara Terkait Tudingan Dunia!

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Ahli Virus Dikabarkan Sebut Virus Corona Tak Membunuh, Simak Faktanya

“Sebenarnya, intinya di virusnya. Kalau kita tahu virusnya tidak berbahaya. Ya, (virus) ini memang akan menimbulkan penyakit, tapi tidak menimbulkan kematian. Belum tentu menimbulkan kematian bagi manusia normal. Nah, kalau ini terjadi, tidak ada kehebohan itu semua,” katanya.

Indro adalah lulusan Universitas Gajah Mada. Sejak 2006, dia bekerja di Badan Penelitian Veteriner (Balitvet), unit yang berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kementerian Pertanian.

Di Balitvet, Indro bertugas sebagai peneliti di Laboratorium Virologi. Pada 2018, Indro keluar dari Balitvet dan menjadi peneliti di kantor swasta.

Baca Juga: Setelah Gereja Frankfrut Buka Kembali, Lebih dari 40 Jemaat Positif Covid-19

Dilihat dari latar belakang tersebut, Indro sebenarnya adalah ahli kesehatan atau ahli virus pada hewan, bukan ahli virus pada manusia. Dia juga tidak terlibat dalam penanganan klinis pasien yang terinfeksi virus corona.
 
Sementara itu, menurut ahli epiemiologi Universitas Padjajaran Panji Fortuna Hadisoemarto, pernyataan Indro itu bertolak belakang dengan fakta.
 
SARS-CoV-2 telah menyebabkan kematian di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kasus kematian tidak hanya menimpa pasien di kelompok usia tua, melainkan juga di kelompok usia lainnya.
 

“Faktanya, sudah banyak kematian di mana-mana, tingkat kematian sudah cukup tinggi,” kata Panji.

Menurut Panji, virus corona memang memiliki banyak jenis, beberapa di antaranya menyebabkan flu biasa.

Namun, beberapa jenis virus corona juga menyebabkan kematian seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS), pun SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Baca Juga: Karawang Jadi Kabupaten Pertama Kesembuhan 100 Persen Pasien Covid-19

Panji juga menyatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak mungkin selesai dalam waktu 2 hingga 3 minggu.

Merujuk kasus pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, infeksi Covid-19 masih terus terjadi sampai hari ini. Artinya, pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung hampir tiga bulan.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: PSBB di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik Diperpanjang Hingga 9 Juni

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x