Selanjutnya ialah anggaran untuk renovasi ‘Gedung Wisma Atlet, di Jalan Gajah Mada Banyuwangi yang katanya akan dipakai untuk tempat tinggal tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, juga tidak dipakai apa-apa.
Belum lagi proyek pengadaan 1 juta masker yang menelan biaya miliaran rupiah. Entah dibagikan ke siapa saja masker itu, apakah rakyat miskin yang menerima, atau dipakai sebagai ajang politik?.
Baca Juga: Ditengah Wabah Corona, Bupati Anas Tetap Promosi Durian Songgon
Selain disinyalir menghambur-hamburkan anggaran APBD, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi dengan “sembrononya” menggembar-gemborkan new normal atau kebiasaan baru tanpa persiapan yang matang.
Penambahan jam operasional mal dan pasar modern, pelonggaran aktivitas jual beli di pasar tradisional, tempat kuliner dan pusat-pusat perekonomian rakyat memang baik untuk menggerakkan ekonomi.
Tapi semua itu harus diimbangi dengan penerapan disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Baca Juga: Cerita Uang di Balik Rehab Gedung Wanita Banyuwangi Sebagai Tempat Isolasi Covid-19
Nah, pertanyaannya adalah, apakah satgas tingkat kabupaten hingga desa yang dikomandani oleh Bupati Anas sudah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku masyarakat dengan kebijakan New Normal itu?
Saya berani memastikan Bupati Anas gagal dalam memimpin Satgas Penanganan Covid-19 di Banyuwangi.
Buktinya, tidak ada aturan ketat bagi pengunjung di pusat perbelanjaan maupun pasar untuk memakai masker.