RINGTIMES BANYUWANGI - Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Jawa Timur telah melaksanakan dua gelombang swab test kepada para karyawan pabrik rokok Sampoerna di pabrik Rungkut 2, Kota Surabaya.
Hasilnya, sebanyak 63 karyawan pabrik tersebut positif tertular virus corona COVID-19, seperti dikutip dari PORTAL JEMBER.
“Pada tes swab tahap satu ada 34 karyawan, sedangkan tahap dua tercatat 29 karyawan positif covid-19,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Minggu 3 Mei 2020.
Baca Juga: Melintasnya Tornado Gulma Raksasa di Washington Diabadikan Jurnalis
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Dua Gelombang Swab, 63 Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Positif Corona
Ia mengatakan, klaster pabrik rokok Sampoerna sejak terkonfirmasi pada 28 April lalu terus di-tracing dengan rapid test.
Sekitar 100 karyawan Sampoerna yang hasilnya reaktif (positif) langsung diisolasi dan dilakukan tes swab PCR bertahap. Yaitu, 46 orang di tahap pertama dan 54 orang di tahap kedua.
“Hasilnya tadi itu, 34 orang ditambah 29 orang. Mereka membutuhkan perawatan rumah sakit. Jika Sampoerna melakukan koordinasi dengan rumah sakit tertentu akan lebih efektif,” ucap Khofifah.
Baca Juga: Akibat di Rumah Aja, Warga Denmark Ramai Berburu Mainan Seks
Sebagai tindak lanjut, tim tracing juga melakukan penelusuran ke tempat tinggal karyawan pabrik rokok HM Sampoerna yang positif, termasuk ke tetangga-tetangganya.
Sementara itu, manajemen PT HM Sampoerna Tbk menghentikan sementara kegiatan produksi di pabrik Rungkut 2 Surabaya sejak 27 April 2020 sampai dengan waktu yang belum ditentukan.
Manajemen HM Sampoerna juga menegaskan telah melakukan berbagai upaya sesuai dengan anjuran pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bentuk komitmen perusahaan mencegah penyebaran COVID-19 di seluruh area kantor dan fasilitas produksi.
Baca Juga: INALILLAHI Mantan Rektor UPI Nu'man Sumantri Telah Meninggal Dunia
Selain itu, manajemen HM Sampoerna juga memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaan, sehingga dilakukan karantina produk selama lima hari sebelum didistribusikan ke konsumen dewasa.(Penulis: Galih Ferdiansyah)