6 Fakta Wikana, Pemimpin yang Menculik Soekarno Hatta ke Rengasdengklok

17 Agustus 2021, 11:50 WIB
Mengenal Wikana, sosok pemimpin para pemuda yang menculik Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. Ternyata, merupakan seorang penulis dan aktivis. /Kemendikbud

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Simak kisah Wikana, seorang pemimpin muda yang menculik Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah besar Bangsa Indonesia.

Peristiwa yang terjadi pada 16 Agustus 1945 adalah peristiwa penculikan Soekarno Hatta untuk memaksanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Wikana, salah seorang pemuda asli Jawa Barat yang adalah pemimpin dari kelompok muda yang menculik Soekarno Hatta.

Baca Juga: Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proses penculikan Soekarno Hatta dilatar belakangi karena para muda merasa kemerdekaan Indonesia harus segera diumumkan.

Pada 14 Agustus 1945, sebelum peristiwa penculikan ternyata sudah ada pembicaraan antara pemuda dan Soekarno Hatta terkait kemerdekaan Indonesia.

Namun, pada saat itu para muda masih belum berhasil membujuk Soekarno Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Baca Juga: Alasan Soekarno Memilih Tanggal 17 Agustus untuk Bacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tidak menyerah, kelompok muda yang dipimpin Wikana menggelar rapat untuk bagaimana kemerdekaan harus segera diumumkan.

Terjadilah penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok karena dianggap tempat tersebut jauh dari pengaruh Jepang.

Lalu bagaimana sebenarnya sosok Wikana, berikut beberapa fakta yang berhasil dikutip dari berbagai sumber pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Peristiwa Proklamasi

1. Masa kecil

Wikana lahir pada tanggal 18 Oktober 1914 di Sumedang. Wikana adalah anak ke-14 dari 16 bersaudara.

Ia memiliki kakak seorang penulis. Tulisan berjudul Buron dari Boven Digoel menjadi salah satu judul yang disunting oleh penulis Pramoedya Ananta Toer.

2. Anak pintar

Wikana kecil adalah anak yang pintar.

Hal ini terbukti ketika Wikana masuk dalam sekolah yang bergengsi.

Sekolah tersebut mewajibkan para muridnya dapat berbahasa Belanda, yakni Europeesch Lagere School (ELS).

Baca Juga: Sejarah Penulisan Teks Proklamasi Oleh Sayuti Melik

3. Seorang penulis

Wikana adalah seorang penulis di koran Fikiran Rakjat. Ia menjadi anak asuh dari Soekarno bersama beberapa tokoh muda lainnya.

4. Menguasai beberapa bahasa

Wikana juga menjadi anak yang pandai dalam berbahasa.

Secara otodidak, Wikana mempelajari berbagai bahasa, diantaranya Inggris, Jerman, Rusia, Perancis hingga Jerman.

5. Peran Wikana dalam prokalamsi

Selain menjadi pemimpin dan juru bicara kaum muda untuk mendesak Soekarno Hatta, Wikana juga memiliki peran krusial.

Wikana menjadi pengatur dalam pembacaan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Ia memastikan bahwa Jepang tidak mengganggu jalannya pembacaan teks proklamasi.

Wikana juga yang menyarankan pembacaan proklamasi diadakan di rumah Laksamana Maeda.

6. Seorang aktivis setelah kemerdekaan

Selepas kemerdekaan Indonesia, Wikana semakin aktif dalam organisasi.

Beberapa diantaranya ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo).

Wikana juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Pemuda pada Kabinet Syahrir II dan III.

Baca Juga: Peristiwa 15 Agustus, Awal Mula Proklamasi Kemerdekaan RI

Demikian fakta tentang Wikana yang menjadikan dirinya adalah sosok berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.

Tentu Wikana tidak bekerja sendiri. Masih banyak tokoh-tokoh muda lainnya yang berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.

Dengan demikian, sudah sepatutnya sebagai bangsa yang besar tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan.***

Editor: Suci Arin Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler