Biografi Frans Kaisiepo, Pejuang Indonesia pada Uang Kertas Rp10000

2 Agustus 2020, 07:20 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Frans Kaisiepo merupakan Pahlawan Nasional dari Papua. Ia lahir di Wardo, Biak, Papua pada tanggal 10 Oktober 1921

Frans Kaisiepo sangat berperan aktif dalam mempertahankan bangsa Indonesia hususnya di tanah Papua.

Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Dalam konferensi itu Frans mengusulkan nama Irian untuk mengganti nama Papua.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, Frans juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.

Baca Juga: Jangan Gengsi-1: Minta Maaf pada Anak akan Menumbuhkan Sikap Mudah Memaafkan

Frans menjadi tokoh penting dalam pergerakan anti Belanda waktu itu, bersama rekan-rekannya ia menyatukan wilayah Papua ke pangkuan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.

Pada 31 Agustus 1945, ketika Papua masih diduduki Belanda, Frans termasuk salah satu orang menegakkan eksistensi Republik Indonesia dan orang pertama yang mengibarkan Merah Putih dan menyayikan lagu “Indonesia Raya" di Papua.

Pada 10 Juli 1946, Frans Kaisiepo yang juga pahlawan Trikora membentuk, Partai Indonesia Merdeka.

Pada bulan yang sama ia mengikuti Konferensi Malino di Sulawesi Selatan sebagai salah satu delegasi Indonesia dan satu-satunya putra Papua yang hadir dalam perundingan penting tersebut.

Baca Juga: Terinfeksi Paru-paru, Presiden Brasil Justru Lakukan Kunjungan di Wilayah Selatan Brasil

Pada Konferensi Malino, Frans mengusulkan nama Irian untuk mengganti nama Papua, Frans juga menolak atas sekenario usulan pembentukan Negara Indonesia Timur.

Frans pernah mendapat hukuman penjara 5 tahun karena  memimpin pemberontakan melawan Belanda di Biak. 

Ia juga pernah menjadi tahanan politik Belanda pada tahun 1954 hingga 1961 karena menolak saat ditunjuk sebagai wakil Belanda untuk wilayah Papua Nugini dalam Konferensi Meja Bundar, ia menolak dengan alasan tidak mau didikte oleh Belanda.

Pada tahun 1961 Frans membangun Partai Politik Irian. Setelah munculnya program Trikora Soekarno yang hendak menyatukan Papua dengan Indonesia melalui Perjanjian New York 15 Agustus 1963.

Baca Juga: Kini Vaksin Virus Corona Asal Rusia Menggemparkan Dunia

Frans Kaisiepo meninggal pada 10 April 1979. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Papua.

Pada 1993 Frans Kaisiepo dikenang sebagai Pahlawan Nasional Indonesia yang tertuang dalam Keputusan Presiden No.077/TK/1993.

Pada 19 Desember 2016, Frans Kaisiepo diabaikan di dalam uang kertas rupiah pecahan Rp 10.000.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler