Biografi Wage Rudolf Supratman, Pencipta Lagu Kemerdekaan RI

27 Agustus 2020, 19:45 WIB
Biografi Wage Rudolf Supratman /

RINGTIMES BANYUWANGI - W.R. Supratman lahir dengan nama lengkap Wage Rudolf Supratman pada tanggal 9 Maret 1903 di Jatinegara, Jakarta.

W.R. Supratman lahir dengan enam saudara dari pasangan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo bernama Siti Senen. Ayahnya merupakan seorang sersan di Batalyon VIII, KNIL Belanda .

W.R. Supratman memulai pendidikan di Frobelschool (sekolah taman kanak-kanak) Jakarta pada 1907, saat usianya 4 tahun.

Setelah tinggal bersama kakanya Ny. Rukiyem di Makasar, W.R. Supratman melanjutkan pendidikannya di Tweede Inlandscheschool (Sekolah Angka Dua) dan menyelesaikan pada tahun 1917.

Baca Juga: Tidak Pernah Dipotong Selama 80 Tahun, Rambut Pria Ini Membatu

Pada tahun 1919,  W.R. Supratman lulus ujian Klein Ambtenaar Examen (KAE). Setelah lulus KAE, ia melanjutkan pendidikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru).

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuahperusahaan dagang. Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan surat kabar Sin Po.

Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku "Perawan Desa".

Baca Juga: Ramalan Shio hari ini, Kamis, 27 Agustus 2020, mulai dari Shio Tikus mencoba sesuatu yang baru

Buku tersebut berisi tentang nasionalisme dan menyinggung pemerintah Belanda, sehingga buku tersebut disita oleh pemerintah Belanda dan dilarang beredar.

Karirnya dalam bermusik tidak terlepas dari peran kakak Iparnya W.M. Van Eldick, W.R. Supratman diberikan hadiah oleh Van Eldick sebuah biola saat ulang tahunnya yang ke-17.

Bersama dengan Van Eldik, Ia mendirikan Grup Jazz Band bernama Black And White. Kepandaian W.R. Supratman dalam bermusik dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan, yang salah satu diantaranya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya.

Dalam pelaksanaan kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928, WR Supratman ikut terlibat.

Baca Juga: Nafkah Istri dan Anak pada 10 Muharram serta Fadhilah Lainnya

Untuk pertamakalinya Ia memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan iringan gesekan biolanya di depan seluruh peserta kongres sebelum dibacakannya Putusan Kongres Pemuda yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Setelah dilaksanakannya Kongres Pemuda Kedua, kehidupan WR Supratman tidak lagi tenang karena dimata-matai oleh polisi Belanda dikarenakan kata “Merdeka, Merdeka” pada lagu karangannya tersebut.

Sehingga pada tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda melarang rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan umum.

Tahun 1933-1937 ia berpindah-pindah tempat dari Jakarta ke Cimahi, lalu ke Pemalang. Hingga pada bulan April 1937 ia dibawa oleh kakanya Ny. Rukiyem Supratiyah ke Surabaya dalam keadaan sakit.

Baca Juga: BLT Rp600 Ribu Hanya Diberikan Pada Pemilik Rekening di Bank Berikut Ini

Kedatangan W.R. Supratman di Surabaya segera diketahui oleh teman-teman seperjuangannya, mereka datang menjenguk W.R Supratman yang masih lemah setelah sakit.

Tanggal 7 Agustus 1938, W.R. Supratman ditangkap Belanda di studio Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Jalan Embong Malang Surabaya, lantaran lagunya yang berjudul “Matahari Terbit” dinyanyikan pandu-pandu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).

Sempat ditahan, WR Supratman kemudian dilepas setelah Belanda tidak dapat menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.

Kondisi kesehatannya pun semakin menurun, pada 17 Agustus 1938 (Rabu Wage) W.R. Soepratman meninggal dunia di Jalan Mangga No. 21 Tambak Sari Surabaya karena gangguan jantung yang dideritanya.

Baca Juga: Demi Konten, Bocah 3 Tahun Obesitas Karena Dipaksa Makan oleh Orangtuanya

Alm. W.R Supratman dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya.

Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, W.R. Supratman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional sesuai surat keputusan Presiden RI No.16/SK/1971 tanggal 20 Mei 1971.

Serta Surat Keputusan Presiden RI No.017/TK/1974 tanggal 19 Juni 1974, Presiden RI menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama.***

 

Editor: Dian Effendi

Sumber: Kemendikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler