Bukan Rempah, Perang Jepang Belanda 1942 Ternyata karena Pulau Kecil ini

- 11 Januari 2021, 16:00 WIB
Pulau Tarakan merupakan salah satu pulau kecil incaran Jepang dan Belanda dari Indonesia yang menjadi penghasil minyak bumi hingga menyebabkan perang Tarakan tahun 1942.*
Pulau Tarakan merupakan salah satu pulau kecil incaran Jepang dan Belanda dari Indonesia yang menjadi penghasil minyak bumi hingga menyebabkan perang Tarakan tahun 1942.* /Pixabay/theseasodeep0/

RINGTIMES BANYUWANGI – Indonesia di jajah oleh Belanda selama beratus-ratus tahun, ditambah lagi dengan penjajahan yang dilakukan oleh kekaisaran Jepang yang ternyata bukan hanya karena banyaknya rempah-rempah di Indonesia.

Belanda membidik Indonesia sebagai objek jajahan mereka dengan maksud dan tujuan kekayaan karena mengincar sumber alam yang dimiliki oleh tanah air.

Rempah-rempah yang melimpah merupakan salah satu mereka, nyatanya Jepang dan Belanda berebut kekuasan untuk memiliki Indonesia dengan beragam tujuan.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Bukan hanya rempah-rempah, mereka juga mengincar sumber bumi seperti minyak bumi, batu bara, emas dan sebagainya.

Sudah menjadi rahasia umum jika Indonesia berdiri sebagai Negara besar yang terdiri dari pulau-pulau dengan sejuta kekayaan di dalamnya.

Tak heran jika Kerjaan Belanda dan Kekaisaran Jepang rela melakukan perang untuk memperebutkan kekuasan termasuk memiliki Indonesia.

Begitu juga dengan perang yang terjadi antara Jepang dan Belanda pada tahun 1942. Jepang resmi menyatakan perang dengan Belanda untuk memperebutkan pulau kecil yang berada di ujung timur Pulau Kalimantan.

Tepatnya adalah Pulau Tarakan. Palau kecil dengan diameter 25 mil persegi itu bukanlah sembarang pulau.

Baca Juga: Ular Piton 5 Meter Ditangkap Warga Wongsorejo Banyuwangi usai Memangsa Anjing

Bukan tanpa alasan Jepang dan Belanda memperebutkan pulau kecil ini. Tak main-main, Pulau Tarakan merupakan salah satu pulau dengan produksi minyak terbesar.

Hasil minyak bumi yang dimiliki oleh pulau ini menjadi daya tarik bagi Jepang dan Belanda hingga perang pada tahun 1942, tepatnya pada bulan Januari.

Pulau kecil itu memiliki sekitar 700 lubang sumur-sumur minyak dengan kedalaman yang relative rendah, yakni 50 hingga 300 meter di bawah permukaan tanah.

Tidak banyak ditemukan informasi yang dapat digambarkan mengenai sejak kapan Pulau Tarakan mulai dihuni oleh masyarakat untuk kegiatan eksploitasi tambang minyak.

Yang jelas, pulau tersebut telah dihuni oleh masyarakat Eropa dan China sebagai pekerja yang melakukan pertambangan hasil bumi.

Terjadinya perang Kekaisaran Jepang dengan Kerjaan Belanda yang dimulai sejak 11 hingga 12 Januari 1942 tersebut mengalahkan Jepang.

Baca Juga: Sentil Indonesia Miliki Penerbangan Terburuk, Media Asing Ungkit Jatuhnya Garuda hingga Lion Air

Seperti yang dikatakan Iwan Santoso, seorang sejarawan dalam jurnal penelitian, yang menyatakan bahwa Jepang kalah.

“Angkatan darat Jepang kalah, dan ketika itu di Jepang, domestik kekuatan tarik menarik antara angkatan laut dan angkatan darat,” ujarnya.

Saat kalah, Jepang memiliki strategi dengan pergi ke arah selatan, pergi ke selatan adalah pergi ke Asia Tenggara, wilayah terkaya di Asia Tenggara adalah Indonesia yang waktu itu masih bernama Hindia Belanda, dan komoditas utamanya yaitu untuk material perang yakni hasil tambang yakni minyak.”

Itulah yang menjadi penyabab mengapa pulau kecil Tarakan menjadi salah satu pulau yang diincar oleh Jepang dan Belanda.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah