RINGTIMES BANYUWANGI – Indonesia kembali mengalami duka yang mendalam atas peristiwa naas jatuhnya pesawatan Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepualauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021.
Peristiwa naas yang terjadi ini membuat Indonesia kembali menjadi sorotan dari berbagai media asing yang melebeli Indonesia dengan kualitas dan prosedur penerbangan terburuk di dunia.
Tak main-main, bahkan Badan Keselamatan Penerbangan angkat bicara terkait peristiwa naas yang menimpa Indonesia ini.
Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday
“Saya tidak sepenuhnya yakin bahwa prosedur yang tepat telah diterapkan,” ungkap Aboulafia, dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa kepada media Amerika.
Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air ini menjadi ajang media asing untuk mengungkit kembali peristiwa naas lain yang juga memakan banyak korban seperti jantuhnya maskapai Garuda pada tahun 1997 hingga kecelakaan pesawatan Lion Air pada 2018 lalu.
Jatuhnya Sriwijaya Air karena kecelakaan dengan 62 penumpang beserta awak kapal menjadi sorotan karena faktnya pesawat tersebut telah berusia lebih dari 25 tahun.
Menurut pengakuan pihak Sriwijaya, pesawat tersebut masih layak untuk beroperasi dan membawa penumpang.
Tak sampai di situ, acuan tersebut bukan satu-satunya alasan yang menjadi landasan bagi beberapa media untuk menyoroti peristiwa naas SJ 182 dan peristiwa jatuhnya pesawat lain seperti Garuda hingga LionAir.
Baca Juga: Tim SAR Temukan Bagian Tubuh Korban dan Puing-puing Pesawat Sriwijaya Air SJ 182