Kata-kata Penting Bung Karno Dibalik Sejarah Lahirnya Pancasila

- 27 Mei 2021, 21:40 WIB
Ir. Soekarno/Sejarah dibalik lahirnya Hari Pancasila berisi banyak kata-kata Bung Karno yang menyayat hati hingga pengakuannya yang bukan apa-apa.
Ir. Soekarno/Sejarah dibalik lahirnya Hari Pancasila berisi banyak kata-kata Bung Karno yang menyayat hati hingga pengakuannya yang bukan apa-apa. /Twitter/@hnurwahid/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dibalik sejarah lahirnya Pancasila yang diperingati pada 1 Juni, ditandai oleh pidato Presiden pertama Indonesia, yakni Ir. Soekarno dalam sidang Dokuristu Junbi Cosakai.

Pidato pertama Bung Karno dalam sejarah lahirnya Hari Pancasila dimulai dengan mengemukakan konsep awal Pancasila sebagai dasar negara.

Berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, Bung Karno akhirnya mendapatkan janji kemerdekaan.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Sidang pertama dimulai pada tanggal 29 Mei 1945, Bung Karno sebagai pemeran penting dalam persiapan kemerdekaan ini memiliki beberapa kata-kata penting yang perlu Anda ketahui.

Diambil dari buku Pancasila sebagai Dasar Negara dan Menggali Api Pancasila, berikut kutipan Bung Karno yang turut melatarbelakangi lahirnya Hari Pancasila:

Demokrasi kita harus kita jalankan adalah Demokrasi Indonesia, membawa kepribadian Indonesia.

Parlementaire Demokrasi adalah ideologi politik dari pada Kapitalisme yang sedang naik.

Baca Juga: 5 Harta Karun di Indonesia yang Jadi Misteri, Salah Satunya Harta Warisan Bung Karno

Pada satu waktu saya sampai kepada suatu saat memerlukan satu nama umum bagi semua yang kecil-kecil ini. Ya buruh, ya tani, ya pegawai, ya nelayan dan lain-lainnya, semuanya tidak ada yang besar, melainkan kecil-kecil semuanya. Lantas saya beri nama kepada semuanya itu Marhaen!

Ilmu hanyalah ilmu sejati, jikalau ilmu itu ialah untuk membawa kebahagiaan kepada manusia.

Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat.

Kalau Saudara tanya kepada saya personal apakah Bung Karno betul-betul percaya kepada agama Islam. Saya percaya kepada adanya Tuhan.

Bagaimana seluruh rakyat Indonesia pada garis besarnya? Kalau pada garis besarnya telah saya gogo, saya selami, rakyat Indonesia ini percaya kepada Tuhan.

Baca Juga: 5 Aksi Tegas Soekarno Menolak Segala Bentuk Hubungan dengan Israel

Ke Tuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial. Dari zaman dahulu sampai zaman sekarang ini, yang nyata selalu menjadi isi daripada jiwa bangsa Indonesia.

Ada orang berkata, pada waktu Bung Karno mempropagandakan Pancasila, pada waktu itu ia menggalinya kurang dalam. Tapi saya terus terang katakan "Saya menggalinya dari empat saf : Saf pra Hindu, saf Hindu, saf Islam dan saf Imperialis."

Pancasila kecuali suatu Weltanschauung adalah alat pemersatu, dan siapa tidak mengerti perlunya persatuan dan siapa tidak mengerti bahwa kita hanya dapat merdeka dan berdiri tegak merdeka jikalau kita bersatu, siapa yang tidak mengerti itu, tidak akan mengerti Panca Sila.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah