Ketika Soekarno Menanam Pohon Sukun, Ende jadi Saksi Bisu Lahirnya Pancasila

- 28 Mei 2021, 19:55 WIB
Pancasila sebagai dasar negara tak seharusnya dicabut dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pancasila sebagai dasar negara tak seharusnya dicabut dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. /DOK/Pikiran-Rakyat/

RINGTIMES BANYUWANGI - Kapal Jan Van Riebeeck pada 14 Januari 1934 membawa Soekarno sampai di Ende, Flores.

Lokasi Soekarno diasingkan dari lingkungannya di pulau Jawa oleh Belanda. Di Ende, pesisir selatan pulau Flores itu juga Soekarno mulai melukis sejarah lahirnya Pancasila.

Selama di Ende, Soekarno tak bisa melakukan banyak hal seperti ketika ia hidup di pulau Jawa.

Jauh dari rekan-rekan hingga pusat keramaian, Seokarno hidup bersama nelayan kecil dan petani kelapa di pengasingan.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Tak pernah bisa perpidato apalagi berpolitik, Soekarno menghabiskan waktu empat tahunnya di Ende dengan menjadi seorang seniman.

Sekitar 12 judul sandiwara ia tulis dan pentaskan, berbagai lagu kebangsaan terus ia lantunkan, namun aktivitas politiknya masih belum bisa ia dapatkan kembali.

Meski demikian, Ende, Flores, dan seisi pulau itu menjadi saksi dari coretan sejarah panjang lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia.

Hidup di pusat perdagangan Belanda, Soekarno dan Ende menyisakan banyak catatan sejarah penting yang jarang disorot publik.

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x