Ketika Soekarno Menanam Pohon Sukun, Ende jadi Saksi Bisu Lahirnya Pancasila

- 28 Mei 2021, 19:55 WIB
Pancasila sebagai dasar negara tak seharusnya dicabut dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pancasila sebagai dasar negara tak seharusnya dicabut dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. /DOK/Pikiran-Rakyat/

Hingga tiba saatnya pada tahun 1938, Soekarno harus meninggalkan Ende dan Flores. Sejarah mencatat jika Soekarno meninggalkan sejarah penting yang menjadi saksi bisu lahirnya Pancasila di pulau itu.

Baca Juga: Anak Indigo Sebut Presiden Jokowi Adalah Titisan Presiden Soekarno, Ungkap Hal Mengejutkan

Sebelum meninggalkan Flores, Soekarno pernah menanam pohon Kokara yakni berupa jenis pohon berdaun lima (sukun) yang memiliki makna penting bagi sejarah lahirnya Pancasila.

Soekarno pada kala itu memberikan nama pohon tersebut dengan nama “Pohon Pancasila”.

Di bawah pohon sukun itu Soekarno merenungkan kemungkinan dasar negara yang kemudian diberi nama Pancasila.

Lingkungan alam dan masyarakat Ende yang multikultural telah mempengaruhi alam pikir Soekarno muda untuk mencita-citakan sebuah negara merdeka yang berdasarkan Pancasila.

Tiba pada saatnya pada tanggal 14 Februari 1938, Soekarno dan keluarganya dipindahkan ke Bengkulu, karena alasan kesehatan akibat sakit malaria.

Baca Juga: Ragukan Jokowi Tolak 3 Periode, Refly Harun Sebut Presiden Soekarno dan Soeharto

Sebelum meninggalkan Flores, Soekarno membagikan barang-barang dan perlengkapan rumahnya kepada teman diskusi dan karibnya selama ia hidup di Ende.

Para sahabat Soekarno melepas kepergian Soekarno dari rumah di Emburaga dengan perasaan sedih tapi tetap mengiringi langkah tokoh proklamasi itu dengan doa demi perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia.***

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah