Baca Juga: Pemikiran Islam Bung Karno, ‘Tabir Adalah Simbol Perbudakan Perempuan’
Sebab, dari perkiaraanku, aku yang bakal mendahului pergi ke sana – aku mendahuluimu!
Lha itu, kembang kamboja di atas nisanku, petiklah kembang itu, ciumlah, maka kamu akan rasakan aroma tubuhku.
Bukan aroma bunga, tetapi aroma yang tercipta dari rasa cintaku. Sebab, akar kamboja itu menusuk menembus dadaku, di dalam kuburan sana
(Masmu, Soekarno)
Demi surat tersebut, Hariyatie pun rajin berziarah ke makan Bung Karno di Blitar.
Seperti firasat yang ditulis Bung Karno dalam surat cintanya, ia lebih dulu “pergi” meninggalkan Hariyatie.***