Presiden Soekarno Dikawal Yakuza, Awal Pertemuan dengan Ratna Sari Dewi

- 31 Mei 2021, 09:15 WIB
Presiden Soekarno berkunjung ke Jepang pada tahun 1958. Yakuza mengawalnya sementara kepolisian Tokyo menganggap kunjungan itu ilegal.
Presiden Soekarno berkunjung ke Jepang pada tahun 1958. Yakuza mengawalnya sementara kepolisian Tokyo menganggap kunjungan itu ilegal. /Instagram @sobatlinting_/
RINGTIMES BANYUWANGI -Presiden Soekarno dikenal pandai berorasi dan sangat mudah bergaul dengan pemimpin negara-negara lain.
 
Tidak heran jika dalam kunjungannya ke negara-negara lain, Presiden Soekarno disambut dengan meriah, termasuk dalam kunjungannya ke Amerika.
 
Banyak tempat dikunjungi Presiden Soekarno, termasuk bertemu dengan Presiden Amerika saat itu.
 
Ia berada di Amerika selama 18 hari.
 
 
Dilansir dari kanal YouTube INDO MAGAZINES, pada 30 Mei 2021, tahun 1958 ketika Presiden Soekarno akan berkunjung ke Jepang, beberapa masalah muncul.
 
Jepang yang kalah di Perang Dunia II dan berkoloni dengan Amerika, menganggap kunjungan Presiden Soekarno tersebut tidak resmi.
 
Kepolisian Tokyo yang paling santer menganggap kunjungan Presiden Soekarno tersebut tidak resmi.
 
Hal itu membuat kepolisian Tokyo tidak mau mengawal dan tidak mau menjamin keselamatan Presiden Soekarno ketika berada di Jepang.
 
 
Munculnya kabar Presiden Soekarno akan dibunuh ketika berada di Jepang, membuat keadaan semakin runyam.
 
Kabar tersebut tidak membuat Presiden Soekarno mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke Jepang sebagai Kepala Pemerintahan Indonesia.
 
Iskandar Ishak, yang bertugas sebagai konsul Indonesia di Jepang saat itu pun merasa kebingungan.
 
Kolonel Sambas Atmadinata yang merupakan orang kepercayaan Presiden Soekarno, akhirnya menghubungi seorang temannya yang berada di Jepang.
 

Temannya itu adalah Oguchi Masami yang menyarankan agar Presiden Soekarno dikawal oleh Yakuza dan dijamin aman.
 
Yakuza adalah sebuah gangster terorganisir di Jepang, atau bisa disebut juga sebagai Mafia jepang.
 
Karena pengaruhnya yang besar terhadap negara, pihak pemerintah dan kepolisian Jepang tidak ada yang berani mengusik keberadaannya.
 
Kemudian kolonel Sambas memberitahukan hal ini kepada Iskandar Ishak.
 
 
Iskandar pun segera menghubungi pentolan Yakuza Yoshio Kodama.
 
Kemudian Yoshio Kodama menugaskan anak buahnya, Kobayashi Kusho.
 
Kobayashi di perintahkan untuk mengawal Presiden Soekarno dengan membawa 20 anggota Yakuza yang paling terampil.
 
Selama delapan hari dalam pengawalan Kobayashi dan anak buahnya, Presiden Soekarno tidak mengalami gangguan dan situasi aman terkendali.
 
 
Dari Kobayashi Kusho ini juga, Presiden Soekarno berkenenalan dengan Naoto Nemoto atau  Sari Dewi, yang menjadi istri Presiden Soekarno nantinya.***

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah