Setelah lulus dari SDOV, ia kembali ke kampung halamannya di Sumatera Barat.
Tidak lama kemudian pada bulan Januari 1920, Tan Malaka mendapat tawaran dari Dr. Janseen untuk mengajar anak-anak diperkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara.
Baca Juga: Cek Fakta Sejarah Kemerdekaan Indonesia: Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?
Di sana, Tan Malaka mengajar bahasa melayu.
Selain mengajar, Tan Malaka juga mengajar beberapa propaganda subversif untuk para kuli dan propaganda ini dikenal sebagai deli spoor.
Selama masa mengajar, Tan Malaka mengamati dan memahami penderitaan serta keterbelakangan hidup kaum pribumi di Sumatera.
Baca Juga: Biografi Soekarno, Sang Proklamator Indonesia
Tan Malaka juga berhubungan dengan ISDV dan terkadang juga menulis untuk media massa.
Salah satu karya Tan Malaka yang terkenal adalah ‘Tanah Orang Miskin’ yang menceritakan tentang perbedaan mencolok dalam hal kekayaan kaum kapitalis dan pekerja.
Seiring berjalannya waktu, Tan Malaka mencalonkan diri sebagai volksraad dalam pemilihan mewakili kaum kiri pada tahun 1920.