Merayakan Ibu Nusantara, Pahlawan Kita Semua

- 11 November 2021, 21:22 WIB
Seminar Nasional Komnas Perempuan : mengungkap pahlawan-pahlawan perempuan yang tidak tercatat Sejarah. Apa sajakah?
Seminar Nasional Komnas Perempuan : mengungkap pahlawan-pahlawan perempuan yang tidak tercatat Sejarah. Apa sajakah? //Pixabay/Free-Photos

Melalui sastra, Lasminingrat memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan pada anak-anak agar memiliki kepekaan.

Tiga karyanya yakni Tjarita Erman, Warnasari, dan Warnasari Djilid II, menjadikannya role model bahwa perempuan mempunyai kuasa penuh atas hidupnya.

Baca Juga: 8 Fakta Menarik Hari Pahlawan, Indonesia Dipaksa Memenuhi Ultimatum Inggris

Monia Latualinya, srikandi Hatuhaha dengan perannya yang melekat sebagai Kapitan Alaka merupakan wujud konkrit seorang perempuan yang memiliki kiprah dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.

Semangat dan keberaniannya yang sangat tinggi turut mengobarkan semangat bagi para lelaki maupun perempuan Hatuhaha lainnya untuk turut serta melawan penjajah Belanda kala itu. Bahkan perjuangan Monia Latualinya,

180 tahun sebelum perlawanan Martha Christina Tiahahu dan tokoh lainnya di tahun 1817.

Baca Juga: Peristiwa 14 Oktober 1945, Pemicu Terjadinya Pertempuran Lima Hari di Semarang

Setiati Surasto, perempuan pembela hak-hak buruh yang berasal dari Banyuwangi, yang aktif terlibat dalam Gabungan Serikat Buruh Sedunia bahkan menjadi drafter Perluasan Konvensi ILO No. 100 Tahun 1951 untuk persamaan upah dan anti diskriminasi.

Bahkan dedikasi dari Setiati juga dibuktikan dari perannya dalam Sidang Biro Gabungan Wanita Demokratis Sedunia, dimana Setiati mengusulkan Solidaritas Internasional untuk perjuangan kemerdekaan nasional, hak-hak wanita dan perdamaian.

Auw Tjoei Lan, yang berperan aktif dalam upaya untuk melindungi perempuan yang diperdagangkan, wujud dedikasinya tercermin dari didirikannya rumah panti asuhan pada 1913 untuk melindungi anak terlantar maupun perempuan korban perdagangan manusia. Meskipun harus menghadapi berbagai tantangan termasuk adanya diskriminasi terhadap etnis tionghoa, namun tak menyurutkan tekadnya untuk mengkritisi ketidaksetaran dan kekerasan kepada perempuan kala itu.

Halaman:

Editor: Suci Arin Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah