Kisah Dibalik Operasi Gagak Hitam di Banyuwangi, Perlawanan NU terhadap PKI

- 3 Januari 2022, 17:53 WIB
Simak sejarah dan kisah dibalik Operasi Gagak Hitam yang ada di Banyuwangi, adanya perlawanan NU terhadap anggota PKI.
Simak sejarah dan kisah dibalik Operasi Gagak Hitam yang ada di Banyuwangi, adanya perlawanan NU terhadap anggota PKI. /Tangkapan layar YouTube/Kosakita

RINGTIMES BANYUWANGI - Inilah kisah dibalik Operasi Gagak Hitam di Banyuwangi, yang berdiri karena sebuah kemarahan.

Operasi Gagak Hitam muncul karena mereka ingin, memberantas anggota serta simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI)

Simak penjelasan Operasi Gagak Hitam dibawah ini untuk melihat kisah sebenarnya.

Baca Juga: Sejarah Gitar Gibson, Legenda yang Nasibnya Kini Menyedihkan

Dilansir dari kanal YouTube Roudhoh Chanel pada Senin, 3 Januari 2022. Kisah ini bermula dari Operasi Gagak Hitam yang ingin membalas tindakan PKI.

Operasi Gagak Hitam terdiri dari anggota Nahdlatul Ulama (NU), Partai Nasional Indonesia.

Serta organisasi onderbouw yang semua pasukannya tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur.

Dinamakan Gagak Hitam, karena semua atribut yang mereka pakai serba berwarna hitam.

Baca Juga: Sejarah Piala AFF, Kejuaran Piala Sepakbola Terbesar se Asean

Mulai dari celana, baju, hingga ikat kepala.
Operasi Gagak Hitam hadir, karena PKI memicu kemarahan anggota NU.

Pasalnya anggota PKI pernah menghabisi 62 anggota Anshor, di Dusun Ceemthuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Jawa Timur.

Hal ini bermula ketika Anshor mulai bersiap untuk memberantas seluruh PKI di wilayahnya.

Mereka sampai membawa celurit, pedang samurai, keris, dan bambu runcing.

Baca Juga: Sejarah Es Krim, Dessert Terenak sebagai Makanan Manis dan Segar

Namun saat di jalan PKI mengahadang orang Anshor.

Kemudian mereka disekap bersama anggota PNI, lalu dihabisi oleh PKI.

Sehingga peristiwa itu, diabadikan dalam monumen Pancasila Jaya.

Atau sering disebut Lubang Buaya yang berlokasi di Cemethuk, Jawa Timur.

Baca Juga: Sejarah Dek Van dan Sa Koy, Jamet Thailand yang Tidak Jauh Beda dengan Indonesia

Saat peristiwa itu berlangsung ada salah satu saksi hidup, yang juga turut melihat pembasmian PKI.

Orang itu adalah Baduwi, dia mengatakan bahwa aksi penumpasan orang komunis.

Dilakukan dengan cara diumumkan menggunakan pengeras suara, yang dilakukan oleh kecamatan setempat.

Dengan pengeras suara itu mereka mengajak untuk menghabisi semua orang PKI.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting dan Bersejarah di Momen Tahun Baru, dari Bubarnya Band Legendaris hingga Revolusi

Orang-orang yang melakukan ajakan tersebut adalah bagian dari pasukan Gagak Hitam

Saat aksinya, mereka masuk rumah ke rumah anggota PKI.

Setelah bertemu dengan target yang dituju, mereka menghabisinya dengan parang.

Lalu jasadnya dibuang ke sungai atau jurang, tidak hanya itu rumah anggota PKI juga turut dibakar.

Pembantaian tidak hanya dilakukan oleh warga sekitar tetapi juga tentara.

Baca Juga: Suara Mumi Usia 3000 Tahun, Peneliti Lakukan CT Scan dan Membuat Model 3D Saluran Vokal

Apabila jumlah tentaranya lebih sedikit dari anggota PKI, maka mereka akan menyerahkan eksekusi pada warga sekitar.

Baiduwi sendiri mengatakan bahwa pernah ada komunis didaerahnya yang terdiri dari 4 pria dan 1 wanita.

Ke 5 orang itu dieksekusi oleh semua warga, tangan mereka diikat lalu disiksa menggunakan parang.

Setelah itu ke 5 orang itu dikubur dalam satu lubang yang sama.

Ada juga salah satu saksi mata dari kekejaman PKI.

Baca Juga: Achmad Mochtar, Direktur Lembaga Eijkman yang Dihukum Mati Jepang

Yaitu Andang Chatif Yusuf yang merupakan sekretaris Lekra Banyuwangi

Andang mengatakan bahwa dirinya pernah dipenjara selama dua tahun

Saat dia di kamp penahanan, Andang menyaksikan ada ribuan orang bernasib sama.

Dia melihat camat, lurah, dan carik semua ada di dalam kamp yang sama.

Mereka semua, dipisahkan berdasarkan jenis hukuman.

Apabila masuk katagori berat, mereka akan langsung dieksekusi pada malam harinya.

Lalu jenazahnya dibuang di jurang Tangis yang berada di kawasan Taman nasional Baluran.

Lokasinya terletak diperbatasan Banyuwangi dan Situbondo.***

Editor: Suci Arin Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah