Pertama, ia bertemu seorang kakek yang berusia lanjut, kemudian seseorang yang berpenyakit kusta, dan terakhir bertemu dengan pembawa mayat.
Sidharta merasa gelisah dan menyadari bahwa masih ada banyak sekali penderitaan di bumi. Kemudian Siddharta bertemu dengan seorang pertapa yang berwajah tenang, suci, dan bersih.
Baca Juga: Sejarah Coklat Masuk ke Indonesia, Kualitasnya Sudah Diakui Dunia
Pertemuannya dengan pertapa tersebut tanpa disadari membuat hatinya tenang dan tidak lagi gelisah.
Setelah kejadian tersebut, Siddharta memutuskan untuk melepaskan semua pakaian kebesarannya dan mengenakan baju pertapa.
Selama bertahun-tahun, Sidharta menjadi pertapa dan mendapat jawaban atas semua kegelisahannya dan dia pun menjadi Buddha, yang artinya orang yang telah tahu.
Baca Juga: Sejarah Patung Serigala Lupa Capitolina dan Cikal bakal Terbentuknya Kota Roma
Dalam pandangan Buddha yang menjadi sumber penderitaan setiap makhluk bernyawa adalah kehendaknya untuk hidup.
Oleh sebab itu, manusia selalu dilahirkan kembali ke dunia sesuai dengan perbuatannya di kehidupan sebelumnya.
Seseorang yang selama hidupnya berbuat jahat maka dia akan dilahirkan kembali ke dunia sebagai orang susah.