Artefak gerabah terakota secara signifikan banyak ditemukan dalam beberapa tahun terakhir di Banyuwangi.
“Banyak patung dan artefak terakota yang ditemukan secara insidentil. Kebanyakan ditemukan secara tidak sengaja saat warga sedang bertani, berkebun, atau membangun jalan,” tandasnya.
Museum Blambangan banyak menyimpan artefak kuno berbahan terakota yang ditemukan dari berbagai wilayah di Banyuwangi.
Baca Juga: Disaat Ketidakpastian Ekonomi Global, Investasi Emas Paling Aman
Sebagian besar studi arkeologi di wilayah bekas Kerajaan Blambangan berfokus pada rekonstruksi reruntuhan.
“Mereka mungkin bekerja dengan cara yang mirip dengan yang digunakan saat ini di Kasongan, Yogyakarta dan Watusumpek - Trowulan-Mojokerto, di mana patung-patung tersebut dijemur. Kemudian di pendam dalam sekam padi dan jerami lalu dibakar,” tutur Ilham.
Ilham menambahkan, banyak terakota berbentuk kepala kecil, umumnya ditemukan tanpa tubuh. Ukurannya berkisar dari 3 Centimeter hingga 10 Centimeter.
Banyak dari kepala ini menunjukkan fitur Jawa dengan gaya rambut dan ornamen atau tanpa ormamen.
Baca Juga: Byalaak!, Flu Babi Menyebar di Negara Berbatasan dengan Indonesia