Tan Malaka, Pahlawan Republik yang Terlupakan

- 31 Juli 2020, 07:00 WIB
/

Berbekal dari semangat membela kaumnya ini, serta pengetahuan sosial politik yang dia pelajari selama di Eropa, Tan Malaka memutuskan untuk bergabung dengan organisasi Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).

ISDV sendiri sebetulnya adalah organisasi yang dibentuk oleh para anggota partai buruh di negeri Belanda tahun 1914 yang bermukim di wilayah Hindia Belanda.

Tan Malaka sudah tidak tahan melihat penderitaan para buruh, ia memutuskan pindah ke Jawa dan ikut berjuang bersama Perserikatan Komunis Hindia (PKH) hasil bentukan Sarekat Islam (SI) dengan ISDV.

Baca Juga: Selama PJJ di Tengah Pandemi, Nadiem Sebut Dana BOS Boleh untuk Beli Kuota Internet

Di Semarang, Tan Malaka dipercaya untuk merintis Sekolah Rakjat untuk menjadi guru sekaligus kepala sekolah di Semarang.

Berkat dedikasinya pada PKH akhirnya Tan Malaka diangkat menjadi ketua PKH pada tahun 1922, ketika mengetuai PKH, Tan Malaka memimpin mimpin gerakan aksi demonstrasi para buruh dan pedagang kios pegadaian.

Berbagai halangan dan rintangan yang dihadapi Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaanIndonesia, mulai dari penangkapan di Kupang, pengusiran dari negara Indonesia, dan seringnya konflik dengan Partai Komunis Indonesia

Tan Malaka juga pernah dituduh sebagai dalang dibalik penculikan Sutan Sjahrir pada bulan Juni 1946.

Berbagai peran pentingpun diraih Tan Malaka, diantaranya kepemimpinan dalam berbagai organisasi dan partai.

Baca Juga: Dalam Operasi Benteng di Johor, 42 WNI Ditangkap Pasukan Markas Infanteri Malaysia

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x