RINGTIMES BANYUWANGI – Simak kilas balik perjalanan Chelsea musim 2021 2022 yang selalu diterpa berbagai macam, tapi tetap berprestasi.
Dibuatnya artikel kilas balik ini adalah untuk mengingat kembali bagaimana perjalanan Chelsea untuk tetap berprestasi, ketika mereka diterpa berbagai masalah.
Masalah yang diterpa Chelsea tidak hanya berasal dari internal saja, tapi juga datang dari eksternal atau luar.
Baca Juga: Kelebihan, Kekurangan, dan Gaya Bermain Manchester City Selama Liga Inggris Musim 2021 2022
Dilansir dari Whoscore, 26 Mei 2022, berikut adalah penjabaran kilas balik Chelsea musim 2021 2022, dimana mungkin menjadi musim terburuk bagi The Blues.
Pada awal musim, performa Chelsea nampak sangat menjanjikan. Pada pertandingan pertama dan kedua, The Bluesmeraih kemenangan dalam ajang derby London melawan Arsenal dan Crystal Palace.
Setelah itu Chelsea menuai hasil seri melawan Liverpool di markas kebanggaan The Blues, Stamford Bridge.
Dilaga-laga berikutnya, Chelsea makin menunjukkan performa konsistennya hingga The Blues mendapatkan kekalahan pertama atas Manchester City di Stamford Bridge.
Baca Juga: Menjelang Final Liga Champions Melawan Liverpool, Carlo Ancelotti Justru Sedikit Merasa Grogi
Kemudian di kompetisi Liga Champions, Chelsea kembali menuai kekalahan melawan Juventus di Turin dengan skor 1-0.
Tapi itu masih belum meruntuhkan konsisten Chelsea. The Blues sempat memuncaki klasemen hingga di pekan ke 17.
Setelah itu Chelsea mulai mengalami inkonsistensi sejak bek sayap andalan Chelsea, Ben Chilwell mengalami cedera ACL parah, ketika laga melawan Juventus di leg kedua.
Kemudian setelah itu disusul dengan bek sayap andalan Chelsea lainnya yakni Reece James mengalami cedera juga.
Baca Juga: Liga Inggris: Head to Head Chelsea vs Watford Malam Nanti dan Prediksi Skor
Kehilangan kedua bek sayap andalan, sangat mempengaruhi jalannya sistem permainan yang Thomas Tuchel terapkan.
Beberapa pemain dari posisi lain, ditaruh di posisi yang ditinggalkan oleh James dan Ben Chilwell.
Sempat Chrstian Pulisic dan Hakim Ziyech diplot sebagai bek sayap kanan, tapi itu malah makin memperburuk performa Chelsea.
Di lima besar teratas klasemen, Chelsea merupakan klub yang menuai hasil seri terbanyak. Tercatat Chelsea menuai hasil seri sebanyak 11 kali.
Baca Juga: Konsisten di Peringkat Ketiga, Thomas Tuchel Tolak Harapan Penggemar Chelsea untuk Adakan Perubahan
Hingga pada pertengah bulan Februari, Chelsea kembali diterpa masalah. Kali ini masalah tersebut datang dari luar yakni perang antara Rusia dan Ukraina.
Dampak perang tersebut merambat hingga ke pemilik Chelsea, Roman Abramovich yang dikenakan sanksi oleh pemerintah Inggris dengan membekukan semua aset Roman di Inggris, termasuk Chelsea.
Pada saat itu, Chelsea sama sekali tidak ada pemasukkan , karena semua jalur income The Blues di tutup oleh Pemerintah Inggris.
Untuk mengangkay sanksi yang diterima oleh Chelsea dari Pemerintah Inggris, Roman Abramovich terpaksa menjual Chelsea kepada miliarder Amerika, Todd Boehly.
Selain itu, para pemain Chelsea yang langganan starting eleven terkena covid-19 dan memaksa manajemen Chelsea untuk mengirim permintaan penundaan laga.
Akan tetapi permintaan itu ditolak oleh Liga Inggris dan memaksa Chelsea melanjutkan laga dengan pemain yang tersisa.
Tapi, Chelsea mampu menuai hasil cukup positif walaupun tetap lebih banyak mendapatkan hasil seri daripada menang.
Di tengah banyaknya masalah yang diterima Chelsea, The Blues mampu berprestasi dengan masuk perempat final Liga Champions, masuk final dua kali di FA Cup dan Carabao Cup, dan konsisten berada di peringkat ketiga klasemen Liga Inggris.
Itulah kilas balik dari Chelsea yang diterpa banyak masalah tapi masih mampu berprestasi di semua ajang.***